(Vibiznews – Market Mover) Pasar investasi global pekan ini akan mencermati data penting tenaga kerja AS. Dimana pada hari Rabu malam akan dirilis data ADP Employment Change September, pada Kamis malam akan dirilis data Jobless Claim minggu lalu, juga pada Jumat malam akan dirilis data Non Farm Payroll September.
Sebelumnya pada hari Selasa, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan lebih dari 1 juta lowongan pekerjaan, lebih rendah daripada yang diantisipasi pasar untuk Agustus.
Itu bisa menunjukkan bahwa kesenjangan tenaga kerja, yang sebelumnya mencerminkan hampir dua kali lipat jumlah lowongan pekerjaan daripada pekerja yang tersedia, mulai menyempit.
Jika data tenaga kerja membaik, maka mencerminkan tingginya permintaan pekerja dan mendorong kenaikan gaji, dan karena itu menjadi kontributor utama kenaikan inflasi, perubahan tersebut dapat mempengaruhi kebijakan Federal Reserve di masa depan.
Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga dan mengatakan akan terus melakukannya untuk menekan inflasi yang terus-menerus. Hal tersebut telah memicu kekhawatiran resesi di kalangan investor yang percaya kenaikan itu dilaksanakan terlalu cepat.
Pasar juga akan mencermati pernyataan beberapa pejabat The Fed yang diperkirakan dapat memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga AS.
Bagaimanakah pengaruh data tenaga kerja AS dan pernyataan pejabat The Fed bagi perdagangan pasar investasi global?
Dari pasar Forex, Indeks dolar AS menguat seiring kenaikan yield Treasury AS dan pernyataan pejabat Fed Philip Jefferson menegaskan bahwa penurunan inflasi adalah target utama pembuat kebijakan. Jika data tenaga kerja AS naik dan pernyataan pejabat Fed memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga dapat menguatkan dolar AS.
Dari pasar Index, Bursa Wall Street berakhir mixed semalam setelah data lowongan pekerjaan AS September sedikit lebih turun dari bulan sebelumnya. Bursa Asia berakhir naik sore ini, sedangkan bursa Eropa bergerak lemah sore ini. Jika data tenaga kerja AS terealisir naik dapat memberikan dukungan bagi bursa global, namun jika sentiment kenaikan suku bunga AS semakin hawkish, akan menekan Bursa global.
Dari pasar Komoditas, emas terpantau melemah dengan penguatan dolar AS dan yield Treasury AS. Jika data tenaga kerja AS naik dan pernyataan pejabat Fed memberikan sinyal hawkish kenaikan suku bunga dapat menjadi sentimen bearish bagi emas. Sedangkan minyak terpantau bergerak turun. Juga jika pasokan minyak mentah mingguan AS terealisir naik akan menekan harga minyak. Namun jika hasil pertemuan OPEC+ menetapkan pengurangan produksi besar, akan mengangkat harga minyak.