(Vibiznews- Commodity) – Harga aluminium pada hari Rabu naik ketika AS mempertimbangkan melarang membeli Aluminium Rusia. Pelarangan untuk merespon serangan gencar Rusia terhadap Ukraina.
Harga aluminium tiga bulan naik 7.3% menjadi $2,400 per ton, sebelumnya sempat ke harga $2.306 naik 3.1% pada jam 16.00 GMT.
Pemerintah AS mempertimbangkan untuk melarang, meningkatkan bea masuk sampai tingkat melarang untuk memberikan sangsi ke United Co Rusal menurut Bloomberg.
Rusia sebagai produsen 6% dari aluminium dunia.
Minggu lalu The LME mengeluarkan makalah diskusi kemungkinan pelarangan aluminium, nikel dan tembaga Rusia untuk diperdagangkan dan disimpan dalam sistemnya.
Negara Barat melakukan sangsi terhadap bank Rusia dan Orang-orang kaya yang berhubungan dengan Presiden Rusia karena invasi Rusia ke Ukraina, namun pembatasan untuk membeli logam Rusia masih sedikit.
Cina kembali melakukan pembatasan Covid-19 sehingga membawa kekhawatiran penurunan permintaan logam industri. Sehingga pada awal pasar sempat turun.
https://www.vibiznews.com/2022/10/13/rekomendasi-harian-indeks-hang-seng-13-oktober-2022/
Harga tembaga di LME turun 0.6% menjadi $7,549.50 per ton walaupun ada berita Tambang di Chili produsen tembaga terbesar dunia sedang mencari alternatif transportasi setelah jalan kereta api untuk mengirim tembaga ditutup karena banyaknya pencurian. Hasil tembaga di Chili turun 10.2% di Agustus.
Persediaan jangka pendek terbatas terlihat dari premium antara LME cash dan kontrak tiga bulan naik menjadi $91 dari $42.25 pada hari Kamis.
Harga logam industri lain:
- Harga nikel naik 1.7% menjadi $22,460 per ton
- Harga timah turun 1.2% menjadi $20,015
- Harga zinc naik 0.3% menjadi $2,937.50
- Harga lead naik 1.2% menjadi $2,039.
Analisa tehnikal untuk aluminium dengan support pertama di $ 2,291 berikut ke $7, 224. Resistant pertama di $2.476 dan berikut $2,594
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting