Inflasi Tetap Tinggi, Pasar Waspadai Resesi Global — Global Market Outlook, 17-21 October 2022 by Alfred Pakasi

756

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Inflasi di AS masih tinggi dan the Fed diprediksi tetap agresif menaikkan suku bunganya.
  • Kekhawatiran datangnya resesi global menaikkan permintaan US dollar sebagai safe haven dan berada di level 32 tahun terkuatnya terhadap yen.
  • Pasar akan monitor pekan mendatang, antara lain, data pertumbuhan GDP China pada Selasa, serta inflasi di Eropa dan Inggris di hari Rabu.

Pasar saham dunia terpantau bias melemah, harga emas merosot, dan US dollar perkasa kembali.

Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 17-21 October 2022.

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat di minggu keduanya, didorong oleh data inflasi Amerika yang masih melebihi estimasi dan perkasa di 32 tahun tertingginya terhadap yen; dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 113.30. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun tipis ke 0.9718. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 0.9999 dan kemudian 1.0051, sementara support pada 0.9536 dan 0.9303.

Pound sterling minggu lalu terlihat masih menguat ke level 1.1177 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1738, sedangkan support pada 1.0538 dan 1.0356. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 148.73 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 151.65 dan 152.52, serta support pada 143.52 serta level 140.34. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.6199. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6547 dan 0.6770, sementara support level di 0.6169 dan 0.5991.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah mengikuti sentimen bursa Wall Street di tengah investor mengkhawatirkan datangnya resesi global, namun di akhir pekan rebound. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 27,091. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 27,628 dan 29,223, sementara support pada level 25,805 dan 25,520. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 16,588. Minggu ini akan berada antara level resistance di 18,144 dan 19,013, sementara support di 16,389 dan 16,170.

Bursa saham Wall Street minggu lalu menguat dalam sepekannya pada pasar yang fluktuatif, dengan di akhir pekan tergerus oleh perkiraan berlanjutnya kenaikan suku bunga the Fed. Dow Jones secara mingguan menguat ke level 29,635, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 30,454 dan 31,027, sementara support di level 26,691 dan 26,143. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 3,586.1, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3,87 dan 3,921, sementara support pada level 3,491 dan 3,464.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah oleh penguatan dollar dan prediksi pasar bahwa the Fed masih akan melanjutkan kenaikan suku bunganya secara agresif, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,644.45 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1730 dan berikut $1808, serta support pada $1614 dan $1609.

 

Anda mungkin telah menyimak cukup derasnya dana asing yang masuk atau keluar pasar modal, termasuk pasar Indonesia, yang mendongkrak bursa atau menghempaskannya. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrument investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, dan begitu cepat pula keluar atau mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting