Isyu Resesi Global, Pasar Keuangan Domestik Tergerus — Domestic Market Outlook, 17-21 October 2022 by Alfred Pakasi

836

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Isyu akan datangnya resesi global ikut menekan pasar keuangan domestik dan memicu capital outflow dalam sepekan sekitar Rp4,2 triliun.
  • Rupiah terkoreksi ke level 2,5 tahun terendahnya, sedangkan IHSG bertengger di 2 bulan terlemahnya.
  • Sektor Industri Pengolahan triwulan III 2022 terindikasi tetap kuat dan berada pada fase ekspansi.
  • Pasar akan mencermati rilis neraca perdagangan Indonesia pada Senin nanti dan pengumuman suku bunga acuan BI7DRR di hari Kamis.

Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 17-21 October 2022.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah tajam di minggu ketiganya, tergelincir ke dua bulan terendahnya, terseret sentimen negatif dari bursa global yang mengkhawatirkan datangnya resesi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya dalam bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 3,02%, atau 212,253 poin, ke level 6.814,530. Untuk minggu berikutnya (17-21 Oktober 2022), IHSG kemungkinan akan cari peluang rebound karena sudah dalam di oversold area-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.136 dan 7.225. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.809, dan bila tembus ke level 6.736.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah di minggu kelimanya, di tengah kuatnya dollar di pasar global sebagai safe haven serta capital outflow di pasar SBN sekitar Rp3,4 triliun sepekan menurut BI, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,14% ke level Rp 15.426. Rupiah terpantau berada di sekitar 2,5 tahun terendahnya. Sementara, dollar global kembali maju perkasa. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan meneruskan tren naik lagi, atau kemungkinan rupiah masih cenderung tertekan, dalam range antara resistance di level Rp15.532 dan Rp15.610, sementara support di level Rp14.960 dan Rp14.874.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 7,336% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury melaju naik di minggu kesebelasnya.

===

​​Kinerja sektor Industri Pengolahan triwulan III 2022 terindikasi tetap kuat dan berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari prompt Manufacturing Index (PMI–BI) triwulan III 2022 sebesar 53,71% atau berada pada fase ekspansi (indeks >50%), meningkat dari 53,61% pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh komponen pembentuk PMI-BI terutama volume produksi, volume persediaan barang jadi, dan jumlah tenaga kerja.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha tetap kuat pada triwulan III 2022. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 13,89%, meski sedikit lebih rendah dari SBT pada triwulan II 2022 sebesar 14,13%. Perlambatan kinerja kegiatan usaha tercermin pada sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.

Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Oktober 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,22 triliun, terdiri dari jual neto Rp3,43 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,79 triliun di pasar saham.

===

Anda mungkin telah menyimak cukup derasnya dana asing yang masuk atau keluar pasar modal, termasuk pasar Indonesia, yang mendongkrak bursa atau menghempaskannya. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrument investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, dan begitu cepat pula keluar atau mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting