(Vibiznews – Economy & Business) – Bank Indonesia merilis Survei Penjualan Eceran (SPE) bulan Oktober 2022. Kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap kuat pada Oktober 2022. Hal ini tercermin dari prakiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2022 sebesar 204,3, atau tumbuh positif sebesar 4,51% (yoy).
Tetap kuatnya penjualan eceran terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Makanan, Minuman. Dan Tembakau serta perbaikan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan meningkat 3,1% (mtm), didorong oleh perbaikan pada seluruh kelompok. Dengan peningkatan tertinggi pada Subkelompok Sandang sejalan dengan program diskon yang diterapkan oleh sejumlah ritel. Diikuti membaiknya kontraksi Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Lihat: Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat Berdasarkan Survei September 2022
Pada September 2022, pertumbuhan penjualan eceran juga tercatat tetap kuat. Hal ini tercermin dari IPR September 2022 yang sebesar 198,1 (grafik 1), atau secara tahunan tumbuh 4,56% (yoy) (grafik2). Kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Di tengah melambatnya pertumbuhan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.
Secara bulanan, penjualan eceran terkontraksi sebesar 1,8% (mtm). Penurunan terjadi pada mayoritas kelompok terutama Kelompok Suku Cadang dan Aksesori dan Subkelompok Sandang yang disebabkan oleh penurunan permintaan.
Prakiraan Penjualan Eceran ke Depan
Responden memperkirakan penjualan eceran pada Desember 2022 dan Maret 2023 (3 bulan dan 6 bulan yad) meningkat. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Desember 2022 dan Maret 2023 masing-masing tercatat sebesar 152,0 dan 144,0. Atau meningkat dibandingkan 149,4 dan 137,4 pada bulan sebelumnya (grafik 6).
Peningkatan pada bulan Desember 2022 dan Maret 2023 didorong perayaan keagamaan (HBKN) Natal dan periode bulan Ramadan sehingga mendorong permintaan. Di tengah kelancaran distribusi barang dan strategi program promosi responden.
Prakiraan Harga ke Depan
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Desember 2022 dan Maret 2023 meningkat. Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2022 dan Maret 2023 masing-masing tercatat sebesar 146,0 dan 140,7, dari 135,4 dan 138,7 pada bulan sebelumnya. Peningkatan harga didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan permintaan sesuai pola historis saat HBKN (Natal) dan bulan Ramadan.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting