(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Ekonomi Indonesia dilaporkan melanjutkan pemulihannya dengan bertumbuh 5,72% pada triwulan III-2022.
- Pasar keuangan positif dengan IHSG dan rupiah kompak menguat secara tajam searah dengan pergerakan regional.
- Minggu mendatang perhatian pasar tertuju kepada rilis neraca perdagangan Indonesia pada Selasa.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 14-18 November 2022.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat dalam pasar yang fluktuatif, terdongkrak oleh data pertumbuhan ekonomi RI yang impresif 5,72% pada kuartal III-2022, serta sentimen positif bursa global dan regional oleh menurunnya laju inflasi AS. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya juga menghijau. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,62%, atau 43,679 poin, ke level 7.089,206. Untuk minggu berikutnya (14-18 November 2022), IHSG kemungkinan akan berpeluang lanjutkan penguatan sebelumnya secara bertahap, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.180 dan 7.225. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.747, dan bila tembus ke level 6.607.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu bangkit menguat signifikan dan berada pada 3 minggu lebih terkuatnya, menjauhi level 2,5 tahun terendah sebelumnya, setelah dollar tergelincir oleh estimasi akan melonggarnya kebijakan moneter AS, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 1,54% ke level Rp 15.485. Sementara, dollar global lanjut dalam koreksi. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan berupaya naik sebentar lalu menurun lagi, atau kemungkinan rupiah sempat terkoreksi karena langsung di overbought area lalu lanjutkan kekuatannya, dalam range antara resistance di level Rp15.712 dan Rp15.760, sementara support di level Rp15.342 dan Rp15.270.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 7,202% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury tergelincir dalam.
===
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekonomi Indonesia terus menguat pada triwulan III 2022, di tengah pelambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik. Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022 yang mencapai 5,72% (yoy), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45% (yoy).
Kinerja ekonomi yang tetap kuat tersebut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor. Ke depan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat didorong oleh perbaikan permintaan domestik.
Kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap kuat pada Oktober 2022. Hal ini tercermin dari prakiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2022 sebesar 204,3, atau tumbuh positif sebesar 4,51% (yoy). Tetap kuatnya penjualan eceran terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta perbaikan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi.
Berdasarkan data transaksi 7 – 10 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,97 triliun terdiri dari beli neto Rp4,07 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham.
===
Dalam investasi dan transaksinya, ada sejumlah investor yang bertanya-tanya kapankah waktunya untuk profit taking? Apakah ini adalah saat yang pas? Sejumlah keputusan investasi pada dasarnya harus kembali kepada investor itu sendiri. Andalah yang putuskan apakah sudah cukup puas dengan posisi keuntungan sekarang, atau belum. “Fear and greed” harus diatasi pada situasi seperti ini. Sekali membuat keputusan, jangan disesali. Kalau ada hal yang kurang pas itu bisa menjadi bahan pelajaran berikutnya. Relax saja, stay happy investing! Sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting