(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun pada hari Kamis. Harga minyak kedelai turun, Menguatnya ringgit dan permintaan berkurang.
Harga minyak sawit Februari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 177 ringgit atau 4.4% menjadi 3,845 ringgit ($845.05) per ton.
Harga minyak sawit mingguan turun 10% penurunan terendah selama 4 bulan terakhir. Harga minyak sawit turun untuk 4 hari berturut-turut ke terendah pada bulan ini.
Trader melakukan penutupan posisi karena libur panjang akhir minggu, Bursa Malaysia tutup pada hari Jumat karena satu hari menjelang Pemilihan Umum.
Menguatnya ringgit membuat harga minyak sawit mahal bagi pembeli di luar ringgit. Permintaan berkurang.
Harga minyak mentah kembali turun hari Kamis, berkurangnya kekhawatiran karena ketegangan geopolitik, sehingga permintaan minyak sawit berkurang untuk biodiesel sebagai substitusi dari bahan bakar fossil.
Kenaikan penularan virus corona di Cina dan kebijakan ketat Cina untuk lockdown sampai penularan nol masih berlaku membuat kekhawatiran permintaan akan minyak nabati dan minyak mentah berkurang,
Impor minyak sawit India di 2021/22 turun 4.8% dari tahun lalu karena kenaikan pembelian minyak kedelai 45.3% setelah Indonesia melarang pengiriman minyak sawit menurut Solvent Extractors’Association of India (SEA).
Musim hujan dan badai yang berlangsung di Negara Produsen Malaysia dan Indonesia mengakibatkan banjir yang mengganggu produksi di perkebunan sawit sehingga ketersediaan pasokan terganggu. Musim hujan akan berlangsung sampai kuartal pertama 2023. Menurut the Malaysian Palm Oil Board hari Senin.
Dengan cuaca yang buruk maka penurunan harga minyak sawit bisa tidak berlanjut.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit support pertama 3, 407 ringgit dan berikut 2,958 ringgit. Resistant 4,202 ringgit dan berikut ke 4,546 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting.
https://www.vibiznews.com/2022/10/29/market-review-2022-dan-market-outlook-2023-minyak-sawit/