(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Jumat turun ke sekitar $79.00 per barel.
Harga minyak mentah WTI tetap dibawah tekanan turun mendekati kerendahan bulanan. Merebaknya kembali Covid – 19 yang baru di Cina meningkatkan keprihatinan atas melambatnya permintaan minyak mentah dari Cina yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia. Keprihatinan atas melambatnya permintaan sejauh ini mengatasi kekuatiran akan ketatnya supplies global yang terus membebani minyak mentah.
Setelah terus melemah dollar AS berbalik menguat sehingga menambah tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI yang menembus level support psikologis $80 ke sekitar $78.80 per barel.
Sikap para trader dan investor di AS pada akhir minggu ini sedikit positip setelah keluar laporan retail sales AS bulan Oktober pada hari Rabu yang lebih baik daripada yang diperkirakan yang membebani dollar AS tuirun.
Namun, antusiasme para trader dan investor diredakan pada hari Kamis oleh retorika yang hawkish dari para pejabat Federal Reserve AS. Para pejabat the Fed mengatakan bahwa ekonomi AS perlu masuk ke dalam resesi selama beberapa saat lamanya agar supaya dapat sepenuhnya menekan turun inflasi yang problematik. Pernyataan para pejabat the Fed ini membuat dollar AS berbalik menguat yang menambah tekanan turun terhadap minyak mentah.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $78.19 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.89 dan kemudian $77.30. “Resistance” yang terdekat menunggu di $79.63 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $80.22 dan kemudian $81.59.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.