(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pernyataan beberapa pejabat the Fed mengindikasikan bahwa the Fed masih terus akan menaikkan suku bunganya demi menekan inflasi AS.
- USD Index berupaya bangkit, dan emas tergerus aksi profit taking.
- Pasar akan monitor pekan mendatang, antara lain, rilis dari FOMC Minutes pada Kamis dini hari WIB, serta beberapa PMI dari Eropa dan Inggris pada Rabu dan Kamis mendatang.
Pasar saham dunia terpantau variatif, harga emas melemah, dan US dollar rebound bertahap.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 21-25 November 2022.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan rebound agak terbatas, bangkit dari 3 bulan terendahnya, di tengah kenaikan Treasury yields di akhir pekan dan investor kembali berekspektasi the Fed yang hawkish; dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 110.67. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun tipis ke 1.0323. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.0482 dan kemudian 1.0615, sementara support pada 1.0163 dan 0.9935.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.1887 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2029 dan kemudian 1.2293, sedangkan support pada 1.1647 dan 1.1333. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 140.33 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 151.94 dan 152.52, serta support pada 137.65 serta level 135.80. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik ke level 0.6673. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6798 dan 0.6916, sementara support level di 0.6386 dan 0.6169.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan bias menguat sejalan dengan kembalinya sebagian preferensi risiko investor dan fluktuasi bursa Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 27,900. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 28,330 dan 29,223, sementara support pada level 25,805 dan 25,520. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 17,986. Minggu ini akan berada antara level resistance di 18,414 dan 19,013, sementara support di 16,829 dan 14,770.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terkoreksi walau agak terbatas di antara investor mencerna pernyataan pejabat the Fed yang masih mengindikasikan berlanjutnya pengetatan moneter. Dow Jones secara mingguan melemah tipis ke level 33,746, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 33,987 dan 34,281, sementara support di level 32,478 dan 31,727. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 3,962.3, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,042 dan 4,158, sementara support pada level 3,902 dan 3,694.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah oleh profit taking didorong pernyataan pejabat the Fed yang memberi indikasi masih akan meneruskan kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi AS, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,750.80 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1786 dan berikut $1808, serta support pada $1702 dan $1614.
Dinamika, atau bagi sebagian lainnya gejolak, dari pasar investasi sepertinya semakin fluktuatif saja belakangan ini. Semakin jelas bahwa koreksi pasar memang ada. Rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi demikian ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan komponen kunci keberhasilan investasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau bahkan kerugian membengkak. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting