(vibiznews – Economy) – Bank sentral Jepang atau Bank of Japan mengumumkan kebijakan yang membuat mata uang yen anjlok parah pada hari Rabu (18/1/2023).
Yen Jepang anjlok hingga 2 persen lebih dari posisi tertinggi dalam 7 bulan terhadap dolar AS di 130.87 dikarenakan kebijakan BoJ tidak sesuai harapan pasar.
Bank of Japan (BOJ) memutuskan tidak mengubah suku bunganya serta kontrol kurva imbal hasil dan memodifikasi beberapa program pinjamannya.
Dewan Kebijakan BoJ dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga negatif -0,1 persen pada giro yang dipertahankan lembaga keuangan di bank sentral.
Bank juga akan terus membeli obligasi pemerintah Jepang atau JGB dalam jumlah yang diperlukan tanpa menetapkan batas atas sehingga yield 10 tahun akan tetap sekitar 0%.
Setelah secara tak terduga memperluas batas toleransi imbal hasil JGB 10 tahun pada bulan Desember, hari ini BoJ mempertahankan sikap bahwa akan memungkinkan imbal hasil berfluktuasi dalam kisaran plus dan minus 0,5 poin persen dari level target.
Dewan juga memutuskan untuk memperpanjang batas waktu satu tahun untuk pencairan pinjaman di bawah standar demi merangsang pinjaman bank.
Dalam Outlook terbaru untuk Aktivitas Ekonomi dan Inflasi, BoJ menaikkan prospek inflasi untuk tahun fiskal 2022 menjadi 3,0 persen dari 2,9 persen.
Juga mempertahankan perkiraan untuk tahun fiskal 2023 sebesar 1,6 persen, untuk tahun fiskal 2024 diperkirakan sebesar 1,8 persen.
Selain BoJ menurunkan prospek pertumbuhan fiskal 2022 menjadi 1,9 persen dari 2,0 persen. Proyeksi untuk tahun fiskal 2023 dipangkas menjadi 1,7 persen dari 1,9 persen.
Pada tahun fiskal 2024, pertumbuhan riil diperkirakan melambat menjadi 1,1 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,5 persen.