ASEAN +3 Task Force Meeting Awali Agenda Keketuaan Indonesia ASEAN 2023

508
ASEAN +3 Indonesia 2023
Sumber: Kemenkeu

(Vibiznews – Economy & Business) – Setelah sukses memegang Presidensi G20 tahun lalu, Indonesia kembali dipercaya sebagai pemimpin dalam Keketuaan ASEAN (ASEAN Chairmanship) dan ASEAN+3 (ASEAN+3 Co-Chairmanship).   Tema yang diangkat oleh Indonesia adalah “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Sebagai negara ketua, Indonesia akan memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan organisasi serta menetapkan agenda untuk diskusi dan inisiatif ASEAN.

Apa makna ASEAN Matters Epicentrum of Growth?

“ASEAN Matters” bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat Asia Tenggara dan dunia. Baik sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Sedangkan “Epicentrum of Growth” bermakna bahwa Indonesia memiliki tujuan untuk memperkuat pemulihan ekonomi. Dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Pertemuan ASEAN+3 Task Force (TF) dilaksanakan pada 2-3 Februari 2023 lalu di Nusa Dua Bali. Ini menjadi pembuka rangkaian agenda ASEAN Chairmanship Indonesia di Jalur Keuangan. Sekaligus Co-Chairmanship bersama dengan Jepang untuk forum kerja sama ASEAN+3 (ASEAN dan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan).

Dalam pertemuan tersebut, dibahas sejumlah hal antara lain mengenai pengembangan arsitektur jaring pengaman stabilitas keuangan di kawasan secara komprehensif. Serta penguatan mekanisme Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) sebagai salah satu fasilitas pengaman stabilitas keuangan yang sudah ada.

Selain itu, TF Meeting pun membahas ASEAN+3 Future Initiative dan agenda tematik. Yaitu usulan dari Indonesia agar ASEAN+3 dapat melakukan pembahasan dan pendalaman terhadap pengembangan database household debt dan sustainable finance. Untuk kedua agenda tersebut, Kementerian Keuangan bersama-sama dengan AMRO akan mengembangkan rencana kerja serta kajian bersama. Untuk dapat menjadi pembahasan bersama dengan negara-negara ASEAN+3 dalam rangka memperkuat kerangka surveillance AMRO serta pengembangan inisiatif baru di kawasan. Terkait sustainable finance yang sangat relevan dengan perkembangan agenda yang dibahas di dunia global saat ini.

Kemudian pada hari kedua, TF terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama secara khusus menjadi pertemuan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) Working Committee yang membahas penguatan organisasi. Dan tata kelola AMRO berdasarkan rencana kerja yang telah disusun oleh AMRO.
Pada sesi selanjutnya, Indonesia dan AMRO mengusulkan rencana penguatan tata kelola AMRO untuk mendukung penguatan kapasitas dan peran AMRO.

Negara-negara ASEAN+3 masih harus terus mewaspadai risiko pelemahan ekonomi global yang telah diperkirakan oleh lembaga internasional dan berbagai forum global. Untuk mengatasi tantangan pelemahan ekonomi ini, ASEAN+3 terus melakukan upaya-upaya penguatan ekonomi kawasan. Serta memanfaatkan kerja sama ekonomi dan keuangan internasional.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting