(Vibiznews – Economy & Business) – Perekonomian global sedang dalam risiko ketidakpastian yang tinggi karena masalah cuaca, geopolitik akibat perang Ukraina-Rusia yang berkepanjangan.
Pemerintah harus melakukan antisipasi hadapi risiko ini. Oleh karena itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk terus melakukan transformasi. Terutama untuk menghadapi risiko ketidakpastian global. Pimpinan di PLN harus bisa memetakan dan mengidentifikasi risiko dan pergerakan di tingkat dunia yang tidak bisa dihindari.
“Leader harus bisa berpikir apa yang dibutuhkan oleh Republik ini dan part of that is the inevitable. Hal ini tidak bisa dihindari untuk PLN Persero. Yang dibutuhkan oleh Republik ini adalah keluar dari masa pandemi menuju pemulihan, kita menghadapi risiko yang berbeda. Risikonya bergeser.
Sekarang risikonya adalah uncertainty di tingkat dunia,” kata Wamenkeu ketika menyampaikan keynote speech pada Seminar Leaders Talk PT PLN Series 2023. Dengan mengusung tema “Economic Outlook and Everlasting Transformative Leadership” yang diselenggarakan di Auditorium Gedung PT PLN, Jakarta pada Senin (13/02).
Untuk itu, Wamenkeu menekankan kepada seluruh pimpinan PT PLN untuk memahami sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Hilirisasi sumber daya alam menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang paling utama.
“Jika Republik kita ini mau maju atau keluar dari middle income trap, menciptakan pertumbuhan baru dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi, ada syaratnya. Pasti harus manufaktur. Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan adalah hilirisasi sumber daya alam karena itu yang kita punya. Ambil sumber daya alamnya, proses lebih lanjut di dalam negeri,” ujar Wamenkeu.
Ketika melakukan hilirisasi, Wamenkeu meminta untuk juga memikirkan penggunaan produk dalam negeri. Bukan hanya sekedar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), melainkan hilirisasi dapat menciptakan rantai-rantai produksi yang bisa mengikutsertakan UMKM. Sehingga mampu menciptakan UMKM-UMKM baru.
Selanjutnya, Wamenkeu mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi fenomena yang tidak terhindarkan. Digitalisasi berlangsung di dalam ekonomi, cara bekerja, hingga tata kelola. Selain itu, pimpinan PLN juga diharapkan memiliki kesiapan mindset mengenai transisi menuju ekonomi hijau.
“Transisi menuju ekonomi hijau mesti ditata. Saya pastikan teman-teman PLN akan kena imbas yang luar biasa. Kalau kita sudah tahu bahwa ini adalah inevitable, enggak bisa dihindari, PLN menyusun sendiri transformasinya dari sekarang. Susun semua yang inevitable. Itu tugasnya leader,” kata Wamenkeu.
Sebagai penutup, Wamenkeu berpesan agar seluruh pimpinan PT PLN dapat merefleksikan, memetakan, dan mengidentifikasi berbagai risiko. Terutama yang tidak bisa dihindari di masa yang akan datang. Pengalaman melakukan transformasi ketika pandemi menjadi titik penting dari penanganan transformasi PT PLN.
“Masa kerja PLN seumur Republik karena di PLN itu ada kata ‘negara’. Jadi PLN itu adalah negara, bukan PT swasta. Lakukan knowledge capture, bukukan, dan pastikan bahwa kesiapsiagaan kita menuju ke depan. Kementerian dilibatkan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dilibatkan. Jalin hubungan yang baik sehingga bisa kita dudukan terus bahwa PLN itu bekerja buat Republik Indonesia,” ujar Wamenkeu.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting