Apresiasi Nilai Tukar Rupiah Berlanjut, Tekanan Inflasi Berlanjut Turun

391
Rupiah Menguat
Vibizmedia Photo
(Vibiznews – Economy & Business) – Hasil Assessment Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 15-16 Februari 2023 menyatakan bahwa apresiasi nilai tukar Rupiah berlanjut. Sehingga mendukung stabilitas perekonomian.

Apa dasarnya?

Nilai tukar Rupiah pada 15 Februari 2023 menguat 2,39% dibandingkan dengan level akhir Desember 2022. Apresiasi Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Seperti Filipina (0,99%), Thailand (0,85%), dan Malaysia (0,27%).

Rupiah yang terus menguat ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Hal ini sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga. Juga imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan Rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat. Sehingga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor. Yaitu melalui implementasi TD valas DHE sesuai dengan mekanisme pasar.

Tekanan inflasi berlanjut turun dan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 tercatat rendah 0,34% (mtm) atau 5,28% (yoy). Ini menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,51% (yoy).

Penurunan inflasi didorong oleh inflasi inti dan administered prices yang menurun serta inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) yang terjaga. Perkembangan ini sebagai dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam mengendalikan inflasi. Dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui GNPIP.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023. Dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023.

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting