(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Kamis, berjuang bertahan di atas $79.00, namun akhirnya tertekan turun sedikit di bawah $79.00 di sekitar $78.55.
Pada awalnya, harga minyak mentah berhasil bertahan di atas $79.00 karena sentimen pasar yang optimis dan karena sempat turunnya dollar AS dari ketinggian beberapa hari yang terjadi pada hari Rabu yang lalu.
Membaiknya sentimen pasar terhadap resiko disebabkan karena kesiapan Presiden Cina Xi Jin Ping untuk memperdalam kerjasama investasi dan industri dengan Asia.
Sementara itu sempat melemahnya dollar AS disebabkan turunnya yields obligasi treasury AS yang mendorong indeks dollar AS turun.
Namun pada pertengahan jam perdagangan sesi AS, indeks dollar AS berbalik menguat setelah keluarnya data inflasi AS dari Producer Price Index (PPI).
Data inflasi AS dari Producer Price Index (PPI) untuk bulan Januari muncul di 0.7% secara basis bulanan, yang cukup jauh di atas daripada yang diperkirakan kenaikan 0.4% dari bulan Desember, setelah pada bulan November ke bulan Desember turun 0.50%.
Angka PPI yang lebih panas ini masuk ke dalam kubu kebijakan moneter AS yang hawkish, yang menginginkan the Fed terus menaikkan tingkat bunga AS untuk menurunkan angka inflasi yang problematic. Hal ini mendorong naik dollar AS yang pada gilirannya menekan turun harga minyak mentah dari di atas $79 menjadi di bawah $79, di sekitar $78.55 per barel.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $77.78 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $76.67 dan kemudian $75.88. “Resistance” yang terdekat menunggu di $79.68 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $80.47 dan kemudian $81.58.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.


