(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Capital inflow terus meningkat ke pasar finansial dalam negeri, sekitar Rp8,2 triliun dalam sepekan.
- Rupiah kembali perkasa dan IHSG menguat terpicu sentimen The Fed akan segera menghentikan kenaikan suku bunga
- Membaiknya data ekonomi domestik dengan menurunnya utang luar negeri dan meningkatnya penjualan eceran, memperkuat pasar finansial dalam negeri
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 17-21 April 2023.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau meningkat, mengikuti penguatan di bursa regional dan Wall Street merespon sentimen kemungkinan penghentian kenaikan suku bunga The Fed setelah data inflasi AS mereda. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,49%, atau 32,980 poin, ke level 6.818,574. Untuk minggu berikutnya (17-21 April 2023), IHSG kemungkinan masih berkonsolidasi untuk kemudian menguat menuju level resistant terdekatnya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.840 dan 6.871. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.794, dan bila tembus ke level 6.766.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu bullish di minggu kelimanya, terpicu oleh pelemahan dollar AS di tengah sentimen penghentian kenaikan suku bunga the Fed, serta aksi beli asing di pasar SBN senilai 5,12 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 1,44% ke level Rp 14.695. Sementara, dollar global terpantau merosot. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat rebound sebentar, atau kemungkinan rupiah akan terkoreksi dari overbought-nya namun masih bias menguat, dalam range antara resistance di level Rp14.821 dan Rp14.926, sementara support di level Rp14.606 dan Rp14.538.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,639% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury meningkat.
===
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2023 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN Indonesia pada akhir Februari 2023 tercatat sebesar 400,1 miliar dolar AS. Hal ini turun dibandingkan posisi ULN Januari 2023 sebesar 404,6 miliar dolar AS.
Bank Indonesia merilis data penjualan eceran bulan Maret 2023. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada Maret 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2023 sebesar 215,2, atau tumbuh 4,8% (yoy). Ini lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 0,6% (yoy).
Berdasarkan data transaksi 10 – 13 April 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,21 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,12 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp3,10 triliun di pasar saham.
===
Dinamika pasar, atau bagi sebagian orang menyebutnya dengan gejolak, pada pasar investasi semakin terlihat fluktuatif, bahkan cenderung volatile. Sangat jelas bahwa koreksi pasar memang ada, bahkan bisa dalam skala besar. Demikian pula, rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi seperti ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan aspek kunci keberhasilan berinvestasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau kerugian membengkak. Tepat ambil posisi di sini akan memberikan gain yang tidak jarang mencengangkan, bahkan di tengah situasi pasar tidak jelas seperti ini. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
