(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 tercatat surplus sebesar 0,44 miliar dolar AS. Ini lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2023 sebesar 3,94 miliar dolar AS.
Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Ini dilakukan guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Surplus neraca perdagangan Mei 2023 terutama didorong oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Sedangkan neraca perdagangan migas mencatat defisit 1,82 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar 2,26 miliar dolar AS. Menurun dibandingkan dengan surplus nonmigas bulan sebelumnya sebesar 5,63 miliar dolar AS.
Hal ini sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas di tengah peningkatan impor nonmigas.
Perlu diketahui, ekspor nonmigas Mei 2023 mencapai US$20,40 miliar, naik 13,18 persen dibanding April 2023. Demikian juga naik 1,94 persen jika dibanding ekspor nonmigas Mei 2022.
Ekspor nonmigas yang meningkat terutama bersumber dari peningkatan ekspor produk manufaktur. Misalnya seperti kendaraan, mesin dan perlengkapan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Jadi, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Mei 2023 terhadap April 2023 terjadi pada komoditas kendaraan dan bagiannya sebesar US$373,2 juta (60,20 persen).
Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$175,8 juta (4,39 persen).
Ekspor nonmigas komoditas berbasis sumber daya alam seperti CPO juga tercatat meningkat seiring harga komoditas global yang masih tinggi.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang merupakan kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
Ekspor nonmigas Mei 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,05 miliar. Dan Jepang US$1,77 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,12 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97 miliar dan US$1,56 miliar.
Sementara itu, impor nonmigas tercatat meningkat pada hampir seluruh golongan barang sejalan dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting