(Vibiznews – Market Mover) Pasar perdagangan global pekan ini akan banyak mencermati data pekerjaan AS yang dapat menjadi pertimbangan The Fed apakah akan Kembali menaikkan suku bunganya pada pertemuan selanjutnya pada bulan September.
The Fed, menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25-5,5 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada Rabu (26/7/2023). Ini merupakan tingkat suku bunga tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Kenaikan suku bunga bulan Juli 2023 ini menjadi kali kesebelas The Fed menaikkan suku bunga sejak mulai melakukan pengetatan kebijakan moneter pada Maret 2022 setelah perang Rusia-Ukraina.
Pada Selasa kemarin telah dirilis data Pembukaan Pekerjaan dan PHK AS yang mencatatkan hasil penurunan, yang menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja melambat, seperti harapan Fed, sehingga dapat meredakan inflasi.
Pada Rabu malam akan dirilis data ADP Employment Change Juli yang diindikasikan menurun. Pada Kamis akan dirilis data Jobless Claim yang diindikasikan meningkat. Pada Jumat malam akan dirilis data Non Farm Payrolls Juli yang diindikasikan menurun. Jika data tenaga kerja AS turun, akan menjadi harapan The Fed untuk dapat menekan inflasi, dengan demikian memberikan sentiment The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan September mendatang.
Pasar juga akan mencermati keputusan suku bunga Bank of England pada hari Kamis ini, yang diindikasikan BOE akan menaikkan suku bunga 25 basis poin.
Dalam pengumuman lain, Lembaga pemeringkat Fitch pada hari Selasa menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat menjadi AA+ dari AAA.
Bagaimanakah pengaruh data tenaga kerja AS dan penurunan peringkat kredit AS bagi pasar perdagangan global?
Dari pasar Forex, dólar AS bergerak lemah dengan sentimen penurunan rating kredit AS dan penurunan data pembukaan pekerjaan memberikan harapan The Fed menghentikan kenaikan suku bunga, sehingga menekan dólar AS. Mata uang Poundsterling bergerak hati-hati menjelang keputusan suku bunga BOE.
Dari pasar Index, bursa saham Asia berakhir lemah dan Bursa Eropa serta Bursa saham berjangka AS bergerak lemah dengan penurunan peringkat kredit AS. Demikian juga jika data tenaga kerja AS terealisir turun akan dapat menekan Bursa saham global.
Dari pasar komoditas, harga emas bergerak naik seiring pelemahan dólar AS. Demikian juga jika sentimen penghentian kenaikan suku bunga AS dan Eropa semakin kuat, akan dapat menguatkan harga emas. Sedangkan harga minyak bergerak naik dengan sentimen pelemahan dólar AS dan pengetatan pasokan.