Pasar dalam Tekanan Sentimen Negatif Eksternal — Domestic Market Outlook, 9-13 October 2023

792

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan domestik lanjut dalam tekanan eksternal, dengan rupiah masuk ke posisi 9 bulan lebih terendahnya.
  • Sentimen negatif menekan oleh bertambahnya prospek kebijakan the Fed yang hawkish; lebih tinggi dan lebih lama.
  • Cadangan devisa September dilaporkan BI turun namun tetap tinggi sebesar USD134,9 miliar.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis keyakinan konsumen pada Senin, serta data penjualan eceran Rabu mendatang.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 9-13 October 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjut melemah dan sempat berada di sekitar 6 minggu terendahnya lalu bangkit, ditekan oleh sentimen negatif bursa regional dan global di tengah perkiraan the Fed masih hawkish lebih lama. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,10%, atau 76,952 poin, ke level 6.939,892. Untuk minggu berikutnya (9-13 Oktober 2023), IHSG kemungkinan akan konsolidasi walau umumnya masih tertekan sentimen negatif regional, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.993 dan 7.046. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.841, dan bila tembus ke level 6.825.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terkoreksi lagi di pekan kelimanya, di sekitar area 9 bulan lebih terendahnya, di tengah berlanjutnya bullish dollar oleh prospek the Fed yang hawkish untuk suku bunga lebih tinggi lebih lama, ditambah capital outflow di pasar SBN sekitar Rp3 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,99% ke level Rp 15.629. Sementara, dollar global terpantau agak tertahan rally-nya dan sempat di level 11 bulan tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan uptrend dengan koreksi, atau kemungkinan rupiah melemah dengan ada rebound pendek, dalam range antara resistance di level Rp15.648 dan Rp15.655, sementara support di level Rp15.455 dan Rp15.369.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir melemah secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 7,008% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury rally di pekan kelimanya dan mencapai 16 tahun tertingginya.

===

Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 tetap tinggi sebesar 134,9 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Agustus 2023 sebesar 137,1 miliar dolar AS. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Berdasarkan data transaksi 2 – 5 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp2,50 triliun terdiri dari jual neto Rp2,92 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,02 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,40 triliun di SRBI.

===

 

Anda mungkin telah menyimak cukup derasnya dana asing yang masuk atau keluar pasar modal Indonesia yang mendongkrak bursa atau menurunkannya. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrument investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, dan begitu cepat pula keluar atau mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya.

Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting