Rekomendasi Minyak Mingguan 9 – 13 Oktober 2023: Masih Dalam Tekanan Turun?

509
harga minyak

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu diperdagangkan tidak banyak berubah dengan hari sebelumnya di $81.80 per barel.

Pada hari Kamis, mengalami aksi jual terbesar dalam satu tahun dimana harga minyak mentah WTI sempat turun ke $81.21 sebelum akhirnya naik kembali dan diperdagangkan di  sekitar $81.75.

Hari Kamis dan Rabu minggu lalu merupakan penurunan harga minyak mentah WTI yang merupakan penurunan terbesar selama dua hari sejak bulan Mei.

Pipa minyak mentah yang berasal dari Irak yang mengalir melewati Turki diperkirakan akan segera beroperasi kembali, setelah konstruksi mengalami penundaan selama lebih dari enam bulan. Pipa minyak mentah Irak akan membawa barel minyak mentah ke tempat penghubung ekspor minyak mentah dalam rangka menutupi kelangkaan supply minyak mentah di pasar.

Arab Saudi dan Rusia sempat mendorong naik harga minyak mentah baru – baru ini ketika mereka mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang pemangkasan produksi dan membatasi ekspor sampai akhir tahun ini, namun para investor sekarang telah beralih dari ketakutan akan ketatnya supply minyak mentah menjadi ketakutan akan turunnya permintaan minyak mentah global.

Penurunan harga minyak mentah disebabkan karena ketakutan akan perlambatan ekonomi global meskipun negara – negara OPEC+ tetap berkehendak mempertahankan supply yang sempit.

Sementara itu OPEC+ tidak menyebutkan bahwa pemangkasan minyak mentah mereka akan berlanjut sampai tahun 2024.

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di teritori negatip untuk minggu ketiga dan menyentuh level terendah dalam dua bulan dengan para investor prihatin dengan outlook permintaan dari minyak mentah.

Lompatan tajam di dalam kenaikan inventori gasoline di Amerika Serikat menunjukkan bahwa permintaan akan minyak mentah pada minggu lalu lemah.

Para pembeli yang memiliki posisi beli di pasar minyak mentah berjangka karena mengantisipasikan harga minyak mentah WTI akan bisa naik mencapai $100 per barel sampai kepada akhir tahun 2023, dengan cepat melikuidasi posisi mereka sehingga membuat harga minyak mentah WTI turun dengan tajam.

Para pembeli melarikan diri dari posisi beli dengan produksi global kelihatannya telah mengurangi kekuatiran akan kekurangan supply ditambah lagi dengan permintaan akan minyak mentah global kelihatannya mulai meredup.

Harga minyak mentah turun lebih dari $5 karena likuidasi posisi dari para “hedge fund” yang besar karena ketakutan bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi dengan inflasi yang tetap tinggi akan meniadakan permintaan terhadap minyak mentah.

Minggu ini akan keluar data inflasi dari AS. Data Producer Price Index (PPI) pada hari Rabu dan data Consumer Price Index (CPI) pada hari Kamis, selain risalah pertemuan FOMC the  Fed pada bulan September yang lalu.

Data inflasi AS pada minggu ini akan bisa memberikan dukungan jangka pendek terhadap harga minyak mentah. Angka inflasi yang lemah akan bisa menaikkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS telah selesai dengan kenaikan tingkat bunganya, yang akan mengurangi tekanan naik terhadap yields obligasi treasuries AS dan pada gilirannya akan mendorong naik harga minyak mentah.

Pasar juga menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $81.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $79.72 dan kemudian $76.26. “Resistance” yang terdekat menunggu di $86.91 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $90.38 dan kemudian $92.24.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.