Surplus Neraca Perdagangan September 2023 Berlanjut

320
Surplus Neraca Perdagangan September 2023
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada September 2023 sebesar 3,42 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2023 sebesar 3,12 miliar AS.

Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Surplus neraca perdagangan September 2023 sebesar 3,42 miliar dolar AS terutama bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas.

Surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai 5,34 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 4,46 miliar dolar AS. Namun tereduksi oleh defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi 1,92 miliar dolar AS.

Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas. Terutama besi dan baja, produk logam mulia dan perhiasan, serta komoditas nikel.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2023 terhadap Agustus 2023 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$601,1 juta (20,54 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$78,6 juta (3,51 persen).

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Dengan rincian berikut, ekspor ke Tiongkok yaitu US$5,17 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,84 miliar dan India US$1,50 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,97 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,49 miliar dan US$1,33 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$27,64 miliar (14,37 persen). Lalu diikuti Kalimantan Timur US$21,16 miliar (11,01 persen) dan Jawa Timur US$16,21 miliar (8,43 persen).

Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi. Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi 1,92 miliar dolar AS pada September 2023. Hal ini sejalan kenaikan impor minyak mentah dan hasil minyak yang lebih tinggi dari kenaikan ekspor minyak mentah.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting