Sentimen Eksternal, Pasar Domestik kembali Tertekan  — Domestic Market Outlook, 30 Oct. – 3 Nov. 2023

679
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan domestik kembali dalam tekanan eksternal, dengan rupiah tergelincir ke posisi 3,5 tahun terendahnya serta IHSG sempat tertekan ke 4 bulan terendahnya.
  • Pasar domestik tertekan dengan sentimen negatif eksternal, terpicu di antaranya oleh tingginya yields US Treasury yang menarik dana balik ke pasar uang Amerika.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis inflasi IHK Indonesia pada Rabu nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 30 October – 3 November 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah signifikan di pekan keduanya, terperosok ke level hampir 4 bulan terendahnya lalu rebound di akhir pekan, di tengah aksi jual investor asing sejalan dengan kenaikan yields US Treasury ke 16 tahun tertingginya, di mana outflow di bursa sekitar Rp2,6 triliun sepekannya. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,32%, atau 90,375 poin, ke level 6.758,793. Untuk minggu berikutnya (30 Oktober – 3 November 2023), IHSG kemungkinan akan berupaya lanjutkan rebound untuk keluar dari oversold-nya namun keseluruhannya masih bearish, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.878 dan 6.961. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.705, dan bila tembus ke level 6.672.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terkoreksi terbatas di pekan kedelapannya, dan berada di sekitar level 3,5 tahun terendahnya, sejak April 2020, di antara dollar yang rally kembali dan yields yang sempat melaju tinggi, walau ada capital inflow di pasar SBN sekitar Rp2,2 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah tipis 0,26% ke level Rp 15.901. Sementara, dollar global kembali dalam penguatan. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan terkoreksi meski masih uptrend, atau kemungkinan rupiah rebound pendek di oversold-nya ini walau masih tetap bearish menghmapiri Rp16.000, dalam range antara resistance di level Rp15.968 dan Rp16.240, sementara support di level Rp15.716 dan Rp15.667.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan agak flat yield obligasi dan berakhir ke 7,16% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terkoreksi secara mingguannya dari puncak level 16 tahun tertingginya.

===

Bank Indonesia melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2023 meningkat. Posisi M2 pada September 2023 tercatat sebesar Rp8.440,0 triliun atau tumbuh 6,0% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,9% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 8,4% (yoy).

BI menjelaskan perkembangan M2 pada September 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

Berdasarkan data transaksi 23 – 26 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,04 triliun terdiri dari beli neto Rp2,18 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,57 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,44 triliun di SRBI.

===

 

Pasar investasi dunia nampaknya terus bergerak dinamis. Adanya potensi berlanjutnya siklus suku bunga tinggi, misalnya, telah memicu kenaikan yields surat berharga global dan mendorong pergerakan harga untuk sejumlah pilihan investasi. Fluktuasi pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai sangat dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya.

Kita harus terima saja bahwa demikian memang situasi dan kondisi pasar saat ini. Untuk memenangkannya, nampaknya, kita yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Sudah terbukti. Bagi para member, kami sampaikan kembali terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting