Harga Minyak Akhir Pekan Berakhir Rebound; Masih Dalam Penurunan Minggu Keempat Berturut-turut

440

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berakhir rebound tinggi pada akhir pekan hari Jumat, setelah anjlok sekitar 5% ke level terendah empat bulan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai meningkatnya pasokan non-OPEC dan menurunnya permintaan. Harga minyak menguat tajam terdukung pelemahan dolar AS dan perkiraan OPEC akan mendukung harga minyak.

Minyak mentah berjangka WTI AS untuk kontrak bulan Desember ditutup naik $2,99, atau 4,10%, menjadi $75,89 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent kontrak untuk bulan Januari naik 3,2%, atau $2,49, menjadi $79,91 per barel.

Kedua patokan tersebut telah kehilangan sekitar seperenam nilainya selama empat minggu terakhir, dan harga berada di jalur penurunan minggu keempat berturut-turut.

Penurunan harga minyak minggu ini terutama dipicu oleh kenaikan tajam persediaan minyak mentah AS dan produksi yang bertahan pada tingkat rekor, sementara tanda-tanda menurunnya permintaan di China juga memicu kekhawatiran.

Penurunan indeks dolar pada hari Jumat ke level terendah 2-1/2 bulan memicu short-covering pada sebagian besar komoditas, termasuk minyak mentah.

Harga minyak mentah juga naik setelah Goldman Sachs mengatakan mereka memperkirakan OPEC akan bertindak untuk mendukung harga minyak, dengan keyakinan OPEC akan memastikan harga minyak Brent berada pada kisaran $80 hingga $100 pada tahun 2024 dengan memastikan defisit yang moderat dan memanfaatkan kekuatan penetapan harga.

OPEC+ diperkirakan akan bertemu pada 25-26 November di Wina untuk membahas perpanjangan pengurangan produksi minyak mentahnya.

Ekspektasi peningkatan perjalanan di AS selama liburan Thanksgiving mendukung permintaan bahan bakar dan harga minyak mentah. Menurut perkiraan American Automobile Association (AAA), 55,4 juta orang Amerika diperkirakan melakukan perjalanan sejauh 50 mil atau lebih dari rumah selama liburan, yang merupakan rekor terbanyak ketiga sejak tahun 2000.

Namun penurunan tajam pada hari Kamis membuat beberapa analis mempertanyakan apakah aksi jual tersebut berlebihan, terutama mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap sentimen negatif pada hari Kamis adalah jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran yang meningkat, dan sedikit kontraksi pada angka produksi industri.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati perkembangan pasokan yang jika terus meningkat akan menekan harga minyak. Pergerakan dolar AS juga menjadi perhatian, dengan sentimen bearish The Fed tidak akan melanjutkan kenaikan suku bunga AS dapat melemahkan dolar AS dan menguatkan harga minyak. Pertemuan OPEC di akhir minggu depan juga menjadi perhatian penting untuk pergerakan harga minyak. Perdagangan di awal pekan mendatang perlu dicermati aksi profit taking setelah harga minyak melonjak akhir pekan ini. Harga minyak WTI AS selanjutnya diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $73,76-$71,64. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $77,00-$78,12.