(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa berjuang naik untuk menghentikan tren kerugian dan diperdagangkan di sekitar $77.00 per barel.
Harga minyak mentah ditopang oleh kecenderungan negatip dari dolar AS. Indeks dolar AS melanjutkan penurunannya sebesar 0.20% ke 102.902. Hal ini menguatkan harga minyak mentah karena minyak mentah merupakan komoditi yang berbasiskan dolar AS.
Di tengah kecenderungan negatip dari dolar AS, ada ekspektasi bahwa pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) pada hari Kamis yang akan datang bisa mendukung harga minyak mentah. Antisipasi ini berpusat di sekitar kemungkinan OPEC+ akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah pada tahun 2024.
Pertemuan OPEC+ yang akan datang diadakan dilatar belakangi turunnya harga minyak mentah secara signifikan digerakkan oleh keprihatinan mengenai kelebihan supply meskipun pemangkasan produksi minyak mentah dari OPEC+ tetap berlangsung.
Sementara itu, Cina akan merilis data NBS Purchasing Managers Index (PMI) pada hari Kamis yang berpotensi memberikan dampak yang signifikan terhadap harga minyak mentah. Data yang lebih baik daripada yang diperkirakan dari negara importir minyak mentah terbesar di dunia akan bisa memberikan dampak yang positip terhadap harga minyak mentah.
Minggu lalu, OPEC+ telah memberikan kontribusi terhadap penurunan harga minyak mentah dengan menunda pertemuan karena masih adanya ketidak sepakatan mengenai produksi yang ditargetkan terhadap para produsen minyak mentah dari Afrika.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $76.06 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $75.05 dan kemudian $74.04. “Resistance” yang terdekat menunggu di $77.29 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $78.30 dan kemudian $80.00.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.
