Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (5 Januari 2024); Rupiah Melemah

413

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 1-5 Januari 2024

Pada akhir hari Kamis, 4 Januari 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.485 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,64%.
3. DXY[1] menguat ke level 102,42.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,999%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 5 Januari 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.490 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,66%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Januari 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 4 Januari 2024 sebesar 75,01 bps, naik dibandingkan per 29 Desember 2023 sebesar 68,45 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 2 – 4 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp8,61 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,07 triliun di pasar SBN, beli neto Rp1,47 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,08 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 4 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp1,79 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,73 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.490, dibandingkan penutupan kemarin Rp15.485 per dolar AS. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp 15.526, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.520.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menaik setelah terkoreksi tipis; bertahan sekitar 2 minggu tertingginya. Hal ini terjadi oleh berkurangnya klaim pengangguran AS yang meredakan ekspektasi pemangkasan bunga the Fed yang agresif tahun ini. Serta menantikan rilis data NFP malam ini

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 102,65, dibandingkan level penutupan hari sebelumnya di 102,42.

Sementara itu pasar SBN dan saham masih diminati asing . Hal ini terlihat pada data setelmen per tgl 4 Januari 2024 investor asing beli Rp1,79 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,73 triliun di SRBI.

Sehingga potensi asing untuk membeli SBN masih akan terus berlangsung di tahun 2024.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting