(Vibiznews – Commodity) Harga emas berhasil pulih sedikit pada hari Selasa pada jam perdagangan sesi Asia diperdagangkan di sekitar $2,040, namun pada jam perdagangan sesi AS kembali tertekan turun diperdagangkan di sekitar $2,030 per troy ons.
Kemungkinan bahwa Federal Reserve AS masih memperpanjang sikapnya yang restriktif untuk waktu yang lebih lama memberikan tekanan jual terhadap emas untuk jangka pendek ini. Para trader emas akan mencari petunjuk yang baru dari data Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dipublikasikan pada hari Kamis.
Tekanan turun juga datang dari menguatnya dolar AS. Setelah mengalami penurunan dari ketinggian beberapa minggu di 103.10 ke bawah 102.00, indeks dolar AS berhasil pulih dan pada saat ini berhasil naik 0.16% ke atas 102.00 di sekitar 102.100.
Naiknya yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun ke 4.02% juga membebani harga emas.
Risalah pertemuan FOMC the Fed dan laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Desember menunjukkan bahwa kehati-hatian di dalam kebijakan moneter AS masih diperlukan.
Pasar memperkirakan bahwa ekonomi AS akan tetap kuat pada kuartal ke empat tahun 2023 dan pada tahun 2024, yang tentunya tidak memerlukan penurunan tingkat suku bunga the Fed sebanyak lima sampai enam kali pada tahun ini.
Hal ini membuat dolar AS akan terdorong naik dan membatasi kenaikan dari harga emas.
Pada hari Senin, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa dengan inflasi masih di atas target 2%, pandangannya adalah kebijakan moneter AS masih harus tetap ketat dengan resiko keseluruhan di dalam perekonomian telah menjadi seimbang antara naiknya harga-harga dan melambatnya pertumbuhan employment.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $2,013 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,000 dan kemudian $1,984.
“Resistance” terdekat menunggu di $2,043 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,060 dan kemudian $2,073.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.