(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu berbalik turun dan diperdagangkan di bawah $73.00 di sekitar $72.20 per barel, setelah sebelumnya sempat naik ke atas $73.00 di sekitar $73.45 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah WTI ini disebabkan karena reaksi yang tertunda dari para trader terhadap beberapa elemen bullish yang harus diperhitungkan di dalam perhitungan harga minyak mentah WTI pada hari Rabu.
Sebelumnya harga minyak mentah WTI sempat naik mendekati $72.50 pada jam perdagangan sesi Asia hari Rabu, memperpanjang keuntungan dari dua sesi sebelumnya.
Ada beberapa faktor elemen bullish harga minyak mentah WTI. Data stok minyak mentah dari AS menunjukkan pengurangan yang melebihi daripada yang diperkirakan pasar untuk minggu yang berakhir pada tanggal 5 Januari.
Selain itu, keprihatinan mengenai supply minyak mentah meningkat dengan militan Houthi yang didukung oleh Iran melancarkan serangan yang signifikan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
American Petroleum Institute (API) merilis laporan Weekly Crude Oil Stock yang menunjukkan penurunan sebesar 5.215.000 dibandingkan dengan penurunan yang diperkirakan hanya 1.200.000. Angka sebelumnya adalah penurunan 7.418.000.
Energy Information Administration (EIA) akan merilis Crude Oil Stock Change pada hari Rabu untuk periode yang sama. Energy Information Administration (EIA) AS memproyeksikan bahwa produksi minyak mentah domestik di AS akan mencapai level yang rekor dalam dua tahun ke depan. Sementara tingkat pertumbuhan diperkirakan akan melambat.
EIA telah merilis perkiraan bahwa permintaan terhadap minyak mentah akan melampaui supply minyak mentah sekarang pada tahun 2024 sebanyak kurang lebih 120.000 barel per hari secara rata – rata dan akan semakin bertambah besar apabila OPEC+ mengeluarkan lebih banyak pemangkasan produksi.
Laporan mengenai serangan oleh militant Houthi yang didukung Iran terhadap kapal komersial di Laut Merah telah menaikkan keprihatinan mengenai keamanan rute maritim dan potensi disrupsi terhadap supply minyak mentah global. Perkembangan geopolitik ini menambah ketegangan yang sudah ada di daerah tersebut dan bisa berkontribusi terhadap meningkatnya volatilitas di pasar minyak mentah.
Laporan dari CNBC memberikan indikasi bahwa serangan itu terjadi di dua lokasi: di Mokha Barat Daya dan di Hodeidah di Yaman. Para pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa ada sekitar 50 kapal dagang di area tersebut selama berlangsungnya serangan. Secretary of State AS Antony Blinken dalam kunjungannya ke Israel mendesak agar para pejabat Israel membuat Keputusan yang Keras untuk mempercepat normalisasi di daerah tersebut.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $70.87 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $69.55 dan kemudian $68.50. “Resistance” yang terdekat menunggu di $73.75 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $74.71 dan kemudian $75.62.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.