(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa, kembali berhasil naik ke atas $77.00 diperdagangkan di sekitar $77.44 per barel, setelah sebelumnya sempat turun ke arah $76.00.
Kenaikan harga minyak mentah pada jam perdagangan sesi AS selanjutnya disebabkan karena meningkatnya ketakutan akan terjadinya eskalasi di dalam ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Naiknya ketakutan akan terjadinya eskalasi dalam ketegangan di Timur Tengah disebabkan karena laporan – laporan mengatakan bahwa Presiden Joe Biden akan mengotorisasi Tindakan militer sebagai respon atas serangan drone oleh milisi pro Iran di dekat perbatasan Yordania dengan Suriah yang membunuh tiga tentara AS.
Konfrontasi langsung dengan Iran akan berdampak negatip terhadap supplies minyak mentah global yang dapat mendorong naik harga minyak mentah.
Harga minyak mentah WTI pada jam perdagangan sesi Asia hari Selasa tertekan turun ke bawah $77.00 di sekitar $76.90 per barel. Penurunan harga minyak mentah WTI sempat berlanjut sampai pada awal jam perdagangan sesi AS hari Selasa dengan harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar $76.04 per barel, sebelum akhirnya berhasil naik kembali dan diperdagangkan di sekitar $77.77 per barel.
Pada awal jam perdagangan sesi AS hari Selasa, harga minyak mentah WTI masih dalam tekanan turun setelah jatuh tajam lebih dari 1.50% pada hari Senin. Kejatuhan harga minyak mentah WTI disebabkan karena kegagalan dalam menembus level resistance kunci tehnikal dan ditambah lagi dengan kekuatiran akan turunnya permintaan terhadap minyak mentah karena krisis properti di Cina.
Penurunan harga minyak mentah juga disebabkan karena para trader tetap berpegang kepada keputusan Federal Reserve AS untuk membuat dolar AS tetap kuat meskipun ketegangan di Timur Tengah meningkat.
Keputusan mengenai kebijakan moneter dari Federal Reserve AS (the Fed) dan Bank of England (BoE) yang akan keluar pada minggu ini, yang diperkirakan masih akan tetap restriktif ikut membebani harga minyak mentah WTI.
Selain itu penurunan harga minyak mentah juga disebabkan karena krisis properti kembali mencuat di Cina yang mengancam pemulihan ekonomi di Cina sehingga dapat berdampak terhadap permintaan minyak mentah secara signifikan karena Cina adalah negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia.
Krisis real estate di Cina bisa menjadi bertambah buruk dengan pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi raksasa properti Cina Evergrande Grup. Sumber – sumber yang dikutip oleh Reuters mengatakan bahwa situasi di Cina adalah badai terbesar terhadap seluruh pasar saat ini.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $75.25 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $74.49 dan kemudian $72.46. “Resistance” yang terdekat menunggu di $77.06 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $78.85 dan kemudian $79.61.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.