(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa, melanjutkan kenaikannya dan diperdagangkan di atas $73.00, di sekitar $73.64 per barel.
Harga minyak mentah WTI melanjutkan kenaikannya di tengah melemahnya dolar AS. Indeks dolar AS turun dari ketinggiannya di posisi di atas level resistance 104.00 untuk pertama kalinya dalam dua bulan di sekitar 104.442, ke 104.170, turun 0.14%.
Harga minyak mentah berbalik naik di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kekuatiran akan serbuan Rusia ke Ukraina.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat dengan AS dan Inggris mengadakan serangan udara baru terhadap kelompok militan Houthi yang didukung oleh Iran di Yaman pada hari Sabtu minggu lalu.
AS mulai melakukan pembalasan melalui serangan udara pada hari Jumat minggu lalu terhadap Islamic Revolutionary Guard Corps Iran dan pasukan sekutunya di Irak dan Suriah. Serangan tersebut yang mentargetkan 85 lokasi.
Serangan yang terbaru ini adalah sebagai respon terhadap serangan drone yang mengakibatkan kematian dari tiga anggota layanan AS di Yordania. Sebagai pembalasannya, pemberontak Houthi Yaman bersumpah untuk memperluas operasi militer mereka.
Ketakutan akan eskalasi di dalam ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali naik setelah laporan – laporan mengatakan bahwa Hamas bersiap untuk menolak kesepakatan gencatan senjata Jalur Gaza yang diusulkan di Paris.
Ketakutan akan terganggunya supply minyak mentah global akibat serangan drone Ukraina terhadap penyulingan minyak mentah terbesar di Rusia Selatan pada hari Sabtu juga menopang kenaikan harga minyak mentah dengan Rusia membalas melalui serbuan ke Ukraina yang berkelanjutan.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $71.81 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $70.72 dan kemudian $69.98. “Resistance” yang terdekat menunggu di $73.83 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $74.38 dan kemudian $75.47.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.