Presiden Jokowi Ingatkan Sektor Jasa Keuangan Tetap Waspada Terhadap Cepatnya Pergerakan Ekonomi Global

222
Presiden Jokowi Ingatkan Sektor Jasa Keuangan Tetap Waspada Terhadap Cepatnya Pergerakan Ekonomi Global

(Vibiznews – Economy & Business) – Hari ini telah dilakukan Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2024 di Ballroom the St. Regis, Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang mendampingi Presiden Joko Widodo.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan optimistisme bahwa ekonomi Indonesia di tahun 2024 akan tumbuh dengan baik.

“Ekonomi Indonesia juga tumbuh masih sangat baik yaitu 5,05 persen, inflasi juga terkendali terjaga di 2,57 persen. Cadangan devisa kita masih di USD145 billion, neraca dagang kita juga surplus USD36 billion atau kira-kira Rp570 triliun. Lalu current account deficit kita juga surplus di 0,16 persen. Saya kira angka-angka seperti ini yang harusnya kita optimis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024,” ujar Presiden.

Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak di sektor jasa keuangan tetap waspada. Terutama terhadap cepatnya pergerakan ekonomi global dan masifnya disrupsi teknologi.

“Kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di 1998, di Asian Financial Crisis. Kemudian di 2008 juga global financial crisis, dan juga di berbagai–kita lihat jatuhnya Silicon Valley Bank. Hal ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, menjaga ekonomi kita,” ucap Presiden.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan serta memperkuat tingkat inklusi dan literasi keuangan.

“Tadi sudah disampaikan Pak Ketua OJK, OJK harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Catatan saya disini, tingkat inklusi keuangan kita di angka 75 persen. Dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023,” tutur Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara mendorong pengembangan UMKM melalui perbankan dan asuransi. Presiden pun menjelaskan bahwa dibutuhkan sebuah strategi untuk meningkatkan kredit perbankan terhadap UMKM.

“Kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih di angka 19 persen ini perlu sebuah terobosan. Demikian juga perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan terhadap UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik,” ucap Presiden.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting