(Vibiznews – Commodity) Harga emas pada jam perdagangan sesi AS hari Senin dan sesi Asia hari Selasa pagi melompat naik ke rekor ketinggian sejak bulan Desember 2023, di atas $2,100 di sekitar $2,112 per ons.
Kenaikan harga emas disebabkan karena para investor sedang terus menggali lemahnya data inflasi yang keluar pada minggu lalu dan angka aktifitas ekonomi AS yang keluar mengecewakan pada minggu lalu. Sebagai akibatnya pasar sekarang sedang mengantisipasikan penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS (the Fed) meningkat pada bulan Mei dan signifikan pada bulan Juni.
Harga emas telah mulai naik pada hari Kamis minggu lalu setelah rilis data inflasi AS yang lemah. Angka Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang merupakan favorit the Fed, membukukan kenaikan yang paling lambat sejak bulan Maret 2021, dengan kenaikan yang hanya 0.4% per bulan dan 2.8% per tahun.
Rally harga emas terus berlanjut pada hari Jumat minggu lalu setelah AS mempublikasikan angka Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) dari Institute for Supply Management (ISM) yang mengecewakan. Indeks PMI manufaktur AS turun ke 47.9 pada bulan Februari lebih rendah daripada yang diperkirakan di 49.5 dan juga turun dari angka sebelumnya pada bulan Januari di 49.1.
Selain itu, yield obligasi treasury AS pada hari Jumat minggu lalu turun tajam, sehingga membebani dolar AS lebih jauh dan mendorong naik harga emas. Yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun berada di 4.22%.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $2,100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,096 dan kemudian $2,084. “Resistance” terdekat menunggu di $2,120, yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,134 dan kemudian $2,150.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.