Rekomendasi Minyak Mingguan 11 – 15 Maret 2024: Turun ke Bawah $78 Setelah Sempat Naik

342

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, hari perdagangan terakhir minggu lalu, turun ke bawah $78.00 di tutup di $77.51 per barel dengan berkurangnya pelemahan dolar AS.

Pelemahan dolar AS berkurang dengan indeks dolar AS naik ke 102.710 dari sebelumnya 102.220.

Sebelum tertekan turun ke bawah $78.00 di sekitar $77.51 per barel, harga minyak mentah WTI sempat naik ke atas $78.00 di sekitar $78.80 naik sekitar 0.51% pada jam perdagangan sesi Asia sampai awal jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu.
Kenaikan harga minyak mentah WTI disebabkan karena komentar yang dovish dari ketua Federal Reserve AS (the Fed) dalam acara dengan pendapat di Kongres AS.

Dorongan naik terhadap harga minyak mentah WTI bertambah karena meningkatnya aksi jual terhadap dolar AS setelah keluarnya data Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Februari, yang menunjukkan data upah mengalami disinflasi dan tingkat pengangguran secara mengejutkan mengalami kenaikan.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan bahwa tingkat pengangguran AS naik ke 3.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan dan angka sebelumnya di 3.7%. Meskipun demikian, angka Nonfarm Payrolls bulan Februari muncul di 275.000 lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 200.000 namun masih di bawah angka sebelumnya di 353.000.

Daya tarik dari minyak mentah meningkat dengan karena pertumbuhan upah yang melambat dengan tajam dan naiknya tingkat pengangguran diperkirakan akan memicu naiknya ekspektasi pasar akan penurunan tingkat bunga oleh the Fed pada pertemuan kebijakan moneter bulan Juni. Penurunan tingkat bunga oleh the Fed diperkirakan akan meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah karena meningkatnya daya beli konsumen.

Outlook inflasi diperkirakan akan menurun dengan melambatnya Average Hourly Earnings dibandingkan dengan yang diperkirakan partisipan pasar. Upah bulanan hanya meningkat 0.1% dibandingkan dengan peningkatan pada bulan Januari sebesar 0.6%. Sementara investor memperkirakan upah bulanan meningkat 0.3%.

Komentar dari ketua the Fed Jerome Powell yang dovish telah mendorong naik harga minyak mentah. Powell mengatakan bank sentral AS tidak jauh dari memperoleh cukup keyakinan bahwa inflasi akan mencapai target 2% sehingga bisa mulai menurunkan tingkat bunga.
Indeks dolar AS (DXY) seperti laut yang berwarna merah pada minggu lalu, mempercepat kerugiannya ke kerendahan di 102.00-an karena munculnya angka Nonfarm Payrolls yang lebih kuat daripada yang diperkirakan.

Pada minggu ini, AS akan mempublikasikan angka inflasi pada hari Selasa yang tetap akan menjadi pusat perdebatan. Pada hari Kamis akan muncul Producer Price Index bersama dengan Penjualan Ritel, Initials Jobless Claims mingguan, dan inventori bisnis. AS menutup data ekonominya pada minggu ini dengan data Industrial Production dan the advanced Michigan Consumer Sentiment.

Dari kalender ekonomi Eropa, tingkat inflasi final di Jerman akan keluar pada hari Selasa, sementara Industrial Production di Euroland yang lebih luas akan dipublikasikan pada hari Rabu.

Minggu ini, dari Inggris akan di rilis laporan pasar pekerjaan pada hari Selasa, dan pada hari Rabu akan dirilis: angka GDP, Construction Output, Goods Trade Balance, Industrial & Manufacturing Production, dan the NIESR Monthly GDP Tracker.

Pasar tetap menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $76.95 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $75.26 dan kemudian $74.53. “Resistance” yang terdekat menunggu di $79.14 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $79.66 dan kemudian $80.60.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.