BI Terus Memperkuat Inovasi Instrumen Kebijakan Moneter Pro-Market

630
BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerjasama Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Bank Indonesia sebagai bank sentral terus memperkuat inovasi instrumen kebijakan moneter. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dalam memastikan inflasi tetap terkendali dan nilai tukar Rupiah tetap stabil.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan hasil Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu 20 Maret 2024.

Perry mengatakan: ”Untuk meningkatkan upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk ke dalam negeri, instrumen moneter pro-market SRBI, SVBI, dan SUVBI, yang diterbitkan sejak 2023 terus dioptimalkan. ”

Sebagai informasi, hingga 19 Maret 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp409,38 triliun, 2,31 miliar dolar AS, dan 387 juta dolar AS. Penerbitan SRBI, SVBI, dan SUVBI ini mampu memperkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Perkembangan ini tecermin dari kepemilikan nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai Rp85,02 triliun (20,77% dari total outstanding).

Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.

Transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik.

Suku bunga pasar uang (IndONIA) bergerak dalam kisaran BI-Rate sebesar 5,93% pada 18 Maret 2024. Suku bunga SRBI tercatat menarik pada level 6,68%, 6,69%, dan 6,87% masing-masing untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada 15 Maret 2024. Sehingga mendukung efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter yang pro-market.

Sementara itu, suku bunga perbankan tetap rendah dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang memadai. Serta kebijakan transparansi SBDK yang meningkatkan efisiensi suku bunga perbankan.

Suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Februari 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,52% dan 9,28%, membaik dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya.

Imbal hasil SBN tenor 2 dan 10 tahun relatif stabil di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting