(Vibiznews – Economy & Business) – Sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN), kehadiran Tol Semarang – Demak diharapkan dapat melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Hal ini sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan pariwisata religi di daerah tersebut.
Di samping itu, dengan pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan tanggul laut ini, diharapkan permasalahan banjir rob di Semarang Timur dapat teratasi pada akhir tahun 2024. Khususnya Kaligawe – Sayung yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan.
Pemerintah saat ini terus berupaya mempercepat pembangunan sejumlah jalan tol di berbagai daerah. Terutama dalam rangka meningkatkan konektivitas antar daerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya yaitu Jalan Tol Semarang – Demak sepanjang 26,84 km di Semarang, Jawa Tengah.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN). Yang direncanakan sebagai ruas komplementer dari Jalan Nasional Pantura Jawa yang menghubungkan Semarang – Demak – Gresik – Surabaya.
“Mengingat peran vitalnya sebagai jalur logistik di Utara Jawa, penyelesaian Ruas Tol Semarang – Demak sudah ditunggu masyarakat. Keberadaan Ruas Tol Semarang – Demak akan menambah kapasitas jalan. Sekaligus mengurangi beban lalu lintas di Jalan Pantura Jawa yang sudah sangat padat dan sering mengalami kemacetan,” kata Jubir Endra.
Bertindak sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) adalah PT. PP Semarang Demak (PPSD) yang menggunakan skema SBO-T (Supported, Build, Operate, and Transfer). Jalan tol tersebut terdiri atas porsi investasi BUJT pada ruas Sayung – Demak sepanjang 16,31 km yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
“Sedangkan porsi Pemerintah pada ruas Semarang – Sayung sepanjang 10,64 km yang berada di atas laut dan terbagi menjadi 3 paket. Yang saat ini dalam tahap konstruksi dengan progres fisik secara keseluruhan mencapai 9,25 %. Target penyelesaian konstruksi keseluruhan Paket tersebut adalah pada Februari 2027,” ungkap Jubir Endra.
Untuk porsi Pemerintah, kontraktor pelaksana Paket 1A adalah Hutama Karya (HK) dan Beijing Urban Construction Group (BUCG). Paket 1B adalah Pembangunan Perumahan (PP), Wijaya Karya (WIKA) dan China Road and Bridge Corporation (CRBC). Sementara Paket 1C adalah Adhi Karya dan Sinohydro. Sebagian dana pembangunan proyek ini bersumber dari Pinjaman Luar Negeri.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting