(Vibiznews – Banking & Insurance) – Risiko kredit perbankan terlihat mengalami tren penurunan. Hal tersebut tercermin dari rasio Loan at Risk (LaR) yang bergerak turun.
Meski demikian, beberapa bankir tetap hati-hati dalam menjaga risiko kredit yang dimiliki. Apalagi aturan relaksasi restrukturisasi Covid-19 telah dicabut sepenuhnya sejak Maret 2024 lalu. Selain itu, kondisi ekonomi global juga masih tak menentu.
Jika dilihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2024, rasio LaR secara industri perbankan berada di level 11,04%.
Angka ini turun dari bulan sebelumnya yang berada di level 11,10%. Dan dari periode sama tahun lalu yang berada di level 13,88%.
Namun, angka LaR masih sedikit lebih tinggi dari posisi akhir tahun yang berada di level 10,94%.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK senantiasa memantau perkembangan LaR industri perbankan. Dan melihat perbankan dapat menjaga risiko kredit di level yang manageable.
“Potensi LAR setelah berakhirnya stimulus diperkirakan minimal, seiring dengan prinsip kehati-hatian yang diterapkan perbankan dalam melakukan restrukturisasi. Sehingga sisa kredit yang masih direstrukturisasi itu dapat termitigasi oleh bank,” ungkap Dian belum lama ini.
Jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 sendiri melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp 207,40 triliun pada April 2024. Hal ini jika dibandingkan posisi Maret 2024 yang sebesar Rp 228,03 triliun.
Dian menegaskan, perbankan berada dalam kondisi yang sangat baik untuk mengantisipasi potensi pemburukan. OJK menilai kondisi perbankan Indonesia saat ini sudah mempunyai ketahanan yang kuat atau resilien di dalam menghadapi dinamika perekonomian.
Hal ini didukung tingkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan manajemen risiko yang memadai.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo menyampaikan, setelah kebijakan relaksasi restrukturisasi covid-19 dicabut memang ada kenaikan LAR.
“Tapi jumlahnya tidak signifikan, karena sudah diantisipasi secara bertahap dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Setiyo.
Setiyo menerangkan, total LAR BTN agak naik sedikit dari 21,6% di Maret 2024 menjadi 22,0% di April 2024. Walau demikian, perseroan menargetkan LAR dapat turun dikisaran 18%-19% di akhir tahun.
Di sisi lain, Setiyo menyebut, sisa outstanding restru covid yang masih belum jatuh tempo hanya 8,1%. Angka ini turun dibanding tahun lalu yang berada di level 11%. Menurut Setiyo, hal ini karena restrukturisasi nya memang perpanjangan jangka waktu yang cukup lama.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



