(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berakhir naik pada hari Rabu, rebound dari level terendah 1-1/2 minggu dan bergerak lebih tinggi setelah persediaan minyak mentah mingguan EIA secara tak terduga menurun. Selain itu, pelemahan dolar AS pada hari Rabu memberikan dukungan bagi harga energi.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS berakhir naik 0,85% pada $82,10 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent berakhir naik 0,90% pada $85,42 per barel.
Demikian juga, kenaikan S&P 500 pada hari Rabu ke rekor tertinggi baru menunjukkan keyakinan terhadap prospek ekonomi yang positif bagi permintaan energi dan harga minyak mentah.
Berkurangnya ekspor minyak mentah dari Rusia membatasi pasokan minyak global dan mendukung harga minyak. Menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg, ekspor minyak mentah Rusia pada pekan hingga 7 Juli turun -990.000 barel per hari menjadi 2,67 juta barel per hari, terendah dalam lima bulan terakhir.
Laporan minyak mentah mingguan EIA pada hari Rabu beragam untuk harga minyak mentah. Di sisi bullish, persediaan minyak mentah EIA secara tak terduga turun -3,44 juta bbl dibandingkan ekspektasi kenaikan +1,0 juta bbl. Selain itu, pasokan bensin EIA turun -2,0 juta bbl, penurunan yang lebih besar dari perkiraan -1,0 juta bbl. Selain itu, stok minyak mentah di Cushing, titik pengiriman WTI berjangka, turun -702.000 bbl. Di sisi bearish, persediaan sulingan EIA naik +4,88 juta bbl, lebih besar dari ekspektasi +500.000 bbl. Selain itu, produksi minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 5 Juli naik menjadi 13,3 juta barel per hari dan mencapai rekor tertinggi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati data inflasi AS bulan Juni, yang jika terealisir menurun akan menekan dolar AS dan menguatkan harga minyak. Harga minyak AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $82,90-$83,71. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $81,05-$80,01.
