(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lewat ini serempak melanjutkan rally, dengan IHSG bertengger di 2 bulan tertingginya.
- Dari eksternal, pasar ditopang oleh sentimen positif global bahwa the Fed akan mulai memangkas suku bunganya di tahun ini.
- Capital inflow terus mengalir deras, sekitar Rp5,6 triliun dalam seminggu menurut data BI.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis neraca perdagangan RI pada hari Senin serta pengumuman BI Rate pada Rabu mendatang.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 15-19 July 2024.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir menguat signifikan di minggu keempatnya, bertengger di level 2 bulan tertingginya, dipimpin kenaikan sektor properti dan keuangan terutama saham big cap perbankan. Dari eksternal, sentimen positif datang oleh membesarnya estimasi bahwa the Fed akan memangkas suku bunganya tahun ini setelah rilis inflasi AS yang mendingin. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 3,74%, atau 264,003 poin, ke level 7.327,580. Untuk minggu berikutnya (15-19 Juli 2024), IHSG kemungkinan akan diincar profit taking pendek setelah rally 4 minggu berturut-turut, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.352 dan 7.375. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.215, dan bila tembus ke level 7.099.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu lanjutkan rally di pekan ketiganya ke level 6 minggu lebih tertingginya, dipicu oleh merosotnya dollar global di tengah estimasi pasar bahwa the Fed akan mulai memangkas suku bunganya di tahun ini, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 1,25% atau 204 poin ke level Rp 16.081. Sementara, dollar global bearish ke 5 minggu terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan lebih konsolidatif dan rebound karena sudah di oversold area, atau kemungkinan rupiah akan sempat terkoreksi secara bertahap, dalam range antara resistance di level Rp16.315 dan Rp16.422, sementara support di level Rp16.070 dan Rp16.015.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,930% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli kuat investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menurun di pekan keduanya.
===
Bank Indonesia melaporkan bahwa kinerja penjualan eceran pada Juni 2024 diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang mencapai 232,8 atau secara tahunan tumbuh 4,4% (yoy). Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Juli 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp5,59 triliun terdiri dari beli neto Rp3,00 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Pembaca setia, perhatikanlah chart pergerakan harga asset investasi. Setelah periode rally pasar, akan tiba juga saat untuk aksi profit taking. Investor akan selalu mencari dan menunggu momentum demikian. Itu yang sebagian pelaku pasar lakukan belakangan ini. Dengan jalan itulah para fund manager global telah mereguk keuntungan besar mereka.
Anda ingin sukses investasi? Siapa yang tidak mau, bukan? Ikuti cara para fund manager berinvestasi mengikuti gelombang trend yang ada. Anda pun bisa sukses demikian. Simak terus karenanya vibiznews.com, website investasi yang paling favorit. Kembali, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting