(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencapai 2,48 miliar dolar AS. Angka ini melanjutkan capaian surplus pada September 2024 sebesar 3,23 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan pada bulan Oktober ini merupakan 54 bulan berturut-turut Indonesia mencatatkan surplus. Hal ini mencerminkan fundamental ekonomi yang tangguh.
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Surplus neraca perdagangan yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
Neraca perdagangan nonmigas Oktober 2024 mencatat surplus sebesar 4,80 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar 4,61 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut sejalan kenaikan ekspor nonmigas yang mencapai 23,07 miliar dolar AS. Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewani/nabati. Serta bahan bakar mineral (batu bara), maupun ekspor produk manufaktur, seperti alas kaki, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Oktober 2024, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan. Dengan peningkatan terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$1.046,5 juta (52,67 persen).
Sementara yang mengalami penurunan adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$102,0 juta (14,46 persen).
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,66 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,34 miliar, dan India US$2,02 miliar. Dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49 persen.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,32 miliar dan US$1,59 miliar.
Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi sebesar 2,32 miliar dolar AS pada Oktober 2024. Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting