(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lewat ini masih berlanjut
- Neraca perdagangan Oktober mencatat surplus kembali di bulan yang ke-54.
- Utang Luar Negeri RI triwulan III dilaporkan stabil, bertumbuh 8,3% (yoy).
- Capital outflow berlanjut dalam seminggu ini, sekitar Rp7,4 triliun.
- Sentimen global saat ini masih sekitar Trump Trades dan arah kebijakan the Fed berikutnya.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis BI Rate pada hari Rabu, neraca berjalan di hari Kamis, serta uang beredar pada Jumat nanti.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 18-22 November 2024.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir merosot di pekan keempatnya dan jatuh ke level 3,5 bulan terendahnya, di tengah berlanjutnya capital outflow asing di bursa saham oleh naiknya yields US Treasury dan sentimen penguatan ekonomi AS paska kemenangan Trump (Trump Trades). Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya melemah berlawanan dengan penguatan Wall Street. Secara mingguan IHSG ditutup melemah cukup signifikan 1,73%, atau 125,933 poin, ke level 7.161,258. Untuk minggu berikutnya (18-22 November 2024), IHSG kemungkinan berupaya untuk rebound di area support-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.370 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.123, dan bila tembus ke level 6.998.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir kembali tergerus, terseok ke 13 minggu lebih terendahnya, di antara masih berlanjutnya capital outflow dan tren perkasanya dollar global paska kemenangan Trump, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,18% atau 185 poin ke level Rp 15.849 per USD. Sementara, dollar global melaju ke sekitar setahun tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi untuk kembali naik, atau kemungkinan rupiah sempat rebound walau masih dalam tekanan, dalam range antara resistance di level Rp15.944 dan Rp Rp15.979, sementara support di level 15.604 dan Rp15.555.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke level 6,902% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah terbatasnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau rally lagi di bullish 2 bulan ini.
===
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencapai 2,48 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada September 2024 sebesar 3,23 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
Neraca Perdagangan Indonesia sudah membukukan surplus selama 54 bulan berturut-turut terhitung sejak Mei 2020.
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 terkendali. Posisi ULN Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 427,8 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 8,3%. Perkembangan ULN tersebut bersumber dari sektor publik.
Berdasarkan data transaksi 11 – 14 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,42 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp4,12 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp0,35 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp3,65 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Dinamika, atau bagi sebagian lainnya gejolak, dari pasar investasi sepertinya semakin fluktuatif saja belakangan ini. Semakin jelas bahwa koreksi pasar memang ada. Rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi demikian ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan komponen kunci keberhasilan investasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau bahkan kerugian membengkak.
Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting