(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Selasa (19/11/2024).
Sementara pelaku pasar wait and see menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang sudah dimulai pada hari ini.
Di awal perdagangan hari ini, Selasa (19/11) pukul 09.06 WIB, IHSG menguat 21,596 poin atau 0,3% menjadi 7.155,873. Namun pada pukul 10:10 WIB, IHSG berhasil melesat 1,03% ke posisi 7.207,55. IHSG kembali ke level psikologis 7.200 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 3,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 451.406 kali.
Penguatan IHSG ini ditopang sebagian besar indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Teknologi yang melonjak 2,14% di pagi ini.
Berikutnya, IDX Sektor Barang Baku, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer, IDX Sektor Infrastruktur, dan IDX Sektor Perindustrian. Selanjutnya ada IDX Sektor Properti & Real Estate, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Transportasi dan Logistik.
Sementara itu, IDX Sektor Kesehatan menjadi sektoral dengan penurunan terbesar di pagi ini setelah melemah 0,48%. Disusul, IDX Sektor Keuangan dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.
IHSG berhasil bangkit dan melesat lebih dari 1%, setelah empat hari beruntun di zona merah dan bertahan di level psikologis 7.100.
Disinyalir, melesatnya IHSG pada sesi I hari ini terjadi di tengah wait and see investor menanti keputusan suku bunga terbaru. Yaitu dari Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) dan Bank Indonesia (BI) pada Rabu besok. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan mulai hari ini hingga Rabu besok.
Salah satu hal yang ditunggu pelaku pasar adalah soal keputusan suku bunga BI (BI rate) periode November 2024.
Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Menurut Gubernur BI, kebijakan tersebut ditujukan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian para keuangan global.
Selain BI, pasar juga menanti kebijakan suku bunga terbaru PBoC, di mana bank sentral China tersebut juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya besok.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting