Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, turun tipis 0,03% ke di awal perdagangan hari ini, melanjutkan pelemahan hari sebelumnya.
Namun, Jumat (13/12) pukul 9.10 WIB, IHSG melorot 0,25% ke 7.373. IHSG kembali berada di level psikologis 7.300.
IHSG dibuka cenderung melemah pada perdagangan sesi I Jumat (13/12/2024), meski bursa global terpantau cerah setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) periode November 2024.
Menurut pengamatan ada delapan indeks sektoral turun bersama dengan IHSG. Sektor barang baku ambruk 0,69%, sektor teknologi terpangkas 0,59% lalu sektor barang konsumsi nonprimer tergerus 0,53%.
Selanjutnya, sektor kesehatan melemah 0,58%, sektor transportasi dan logistik turun 0,32%, sektor perindustrian melemah 0,21%. Lalu Sektor keuangan turun 0,22%, sektor barang konsumsi primer melemah 0,09%.
Sebaliknya, tiga sektor menguat saat IHSG turun. Sektor energi naik 0,30%. Sektor infrastruktur naik 0,22%. Sektor properti dan real estat menguat 0,12%.
Sebagai informasi, nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 785 miliar. Dengan volume transaksi mencapai 1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 72.472 kali.
Pergerakan pasar saham RI pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen dari AS. Yakni terkait data inflasi produsennya yang lebih panas dari ekspektasi pasar.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat pada November lalu justru lebih panas. Dibandingkan Indeks Harga Saham (IHK) dan lebih tinggi dari prediksi pasar sebelumnya.
IHP AS pada bulan lalu tercatat tumbuh mencapai 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari Oktober lalu yang tumbuh 2,6%. Angka ini juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,6%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHP AS bulan lalu tumbuh mencapai 0,4%, lebih tinggi dari Oktober lalu sebesar 0,3%. Angka ini juga lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,2%.
Pertumbuhan IHP AS sangat kontras dengan IHK AS yang dirilis Rabu lalu, di mana data IHK terbaru sudah sesuai dengan pasar.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7% (yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 2,6%.
Sedangkan secara bulanan, IHK AS pada November lalu tumbuh 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 0,2%. Data IHK AS pada bulan lalu, baik secara tahunan dan bulanan sudah sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.
Konsensus pasar Trading Economics sebelumnya memperkirakan IHK AS pada November tumbuh 2,7% (yoy) dan 0,3% (mtm).
Meskipun data inflasi AS masih naik, pasar sangat mengharapkan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga minggu depan. Dengan probabilita mencapai 94,7% berdasarkan perangkat CME FedWatch.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting