(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di awal perdagangan sesi I Rabu (15/1/2025). Pada pukul 09.08 WIB, IHSG menguat 50,079 poin atau 0,72% ke 7.006,744.
Penguatan IHSG didukung seluruh indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar adalah IDX Sektor Teknologi yang naik 1,63% di pagi ini.
Disusul, IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer dan IDX Sektor Kesehatan.
Selanjutnya, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Perindustrian, dan IDX Sektor Barang Baku. Lalu, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 685 miliar dengan volume transaksi mencapai 995 juta lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 90.381 kali.
Pergerakan IHSG hari ini cenderung dipengaruhi oleh beberapa sentimen mulai dari keputusan suku bunga terbaru BI-Rate. Juga data neraca perdagangan terbaru Indonesia, hingga data inflasi Amerika Serikat (AS).
Neraca dagang Indonesia diperkirakan kembali surplus pada periode Desember 2024, namun lebih rendah dari posisi sebelumnya.
Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan November 2024 yang mencapai US$4,42 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 56 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Salah satu penyebab penurunan surplus neraca perdagangan adalah harga batu bara global yang lesu di akhir tahun kemarin. Padahal ekspor Indonesia bergantung kepada batu bara.
Berikutnya, pasar menanti keputusan suku bunga terbaru BI yang akan diumumkan pada siang hari ini. Suku bunga (BI Rate) terakhir kali diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024 dan selanjutnya ditahan pada Oktober, November, dan Desember 2024 di level 6%.
Menurut Analis Vibiz Research Center melihat kondisi pasar saat ini besar kemungkinan BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%. Jika hal ini terjadi, maka BI telah menahan suku bunganya selama empat bulan beruntun.
Terakhir, AS akan mengumumkan tingkat inflasi periode Desember 2024. Tingkat inflasi menjadi indikator penting dalam memproyeksi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



