(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan tren positif tujuh hari beruntun pada perdagangan Kamis (23/1).
IHSG dibuka menguat 0,55% ke posisi 7.296,7. Selang lima menit setelah pembukaan sesi I hari ini, penguatan IHSG makin kencang yakni menjadi 0,69% ke 7.306,93.
IHSG berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.300 di awal sesi I hari ini.
Berdasarkan pengamatan tercatat 264 saham naik, 139 saham turun, dan 202 saham stagnan. Total volume perdagangan 1,9 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,46 triliun.
Sebanyak 10 indeks sektoral menopang Langkah IHSG pagi ini. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi yakni IDX-Energi 1,09%, IDX-Techno 0,86%, dan IDX-Cyclic 0,69%.
Tekanan terhadap pasar keuangan domestik relatif kecil pada hari ini. Kondisi ini diharapkan bisa menjadi angin segar untuk meneruskan reli di IHSG.
Namun, pelaku pasar harus tetap mewaspadai perkembangan ekonomi yang bisa menjadi penentu pergerakan IHSG.
Kombinasi faktor global dan domestik memberikan angin segar bagi pasar saham. Di Amerika Serikat (AS), rekor baru S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan optimisme terhadap teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sementara di Indonesia, penguatan IHSG didukung oleh kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan harapan terhadap musim laporan keuangan.
Meskipun tantangan masih ada, seperti tekanan dari penguatan dolar AS dan proteksionisme perdagangan, tetapi langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan emiten memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan pasar di 2025.
Sebelumnya, pemerintah melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023, mewajibkan eksportir untuk menempatkan 100% DHE di dalam negeri mulai 1 Maret 2025. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan pasokan dolar di dalam negeri, sehingga rupiah lebih tahan terhadap tekanan eksternal.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjamin bahwa kebijakan ini tidak akan membebani eksportir.
Pemerintah telah menyiapkan instrumen keuangan yang kompetitif, termasuk bunga yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Selain itu, pemerintah tengah merancang berbagai insentif untuk mendukung kelancaran ekspor, sehingga daya saing perdagangan Indonesia tetap terjaga.
Tak hanya itu saja, valuasi IHSG yang menarik dan imbal hasil dividen yang tinggi menjadi daya tarik bagi investor asing.
Analis Vibiz Research Center optimis bahwa prospek IHSG akan tetap positif meski volatilitas pasar diperkirakan tinggi pada semester pertama 2025.
Fokus kebijakan pemerintah pada penguatan sektor energi dan infrastruktur juga diperkirakan memberikan dukungan tambahan bagi pasar domestik.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting