(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan Kamis sore ini (30/1), terpantau melemah cukup signifikan 92,578 poin (1,29%) ke level 7.073,478 setelah dibuka turun ke level 7.124,934.
IHSG bergerak melanjutkan koreksi ke level 2 minggu terendahnya, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya bias menguat di antara sebagian bursa masih libur, sambil mencermati Wall Street yang berakhir terkoreksi setelah the Fed mempertahankan suku bunganya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah 0,53% atau 85 poin ke level Rp 16.255, dengan dollar AS di pasar uang Eropa melandai setelah bergerak sempit; dalam rentang terbatas setelah the Fed mempertahankan suku bunganya sebagaimana estimasi pasar.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.170, serta terpantau terkoreksi dari level sebelum libur panjang pada 2 minggu tertingginya.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 41,122 poin (0,57%) ke level 7.124,934. Sedangkan indeks LQ45 turun 2,920 poin (0,35%) ke level 828,570. Siang ini IHSG melemah 97,489 poin (1,36%) ke level 7.068,567. Sementara LQ45 terlihat turun 1,69% atau 14,030 poin ke level 817,460.
IHSG kemudian agak mendatar dan ditutup melemah 92,578 poin (1,29%) ke level 7.073,478, sedangkan LQ45 turun 13,93 poin (1,68%) ke level 817,560. Tercatat saat ini sebanyak 206 saham naik, 389 saham turun dan 213 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini mixed menguat di antaranya Nikkei yang naik 0,25%, dan ASX 200 yang menanjak 0,55%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak lanjut terkoreksi di hari ketiganya, sementara bursa kawasan Asia sore ini bias menguat di antara sebagian bursa masih libur.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan masih bias melemah, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.325 dan 7.400. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.043, dan bila tembus ke level 6.931.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group