(Vibiznews – News & Insight) Binance, salah satu platform pertukaran kripto terbesar di dunia, tengah menjajaki kemitraan strategis dengan perusahaan aset digital yang terafiliasi dengan keluarga Trump, dalam upaya yang secara bersamaan bertujuan memperluas jangkauan bisnis dan meredam pengawasan dari regulator Amerika Serikat. Perkembangan ini, seperti dilaporkan oleh Bloomberg dan The Wall Street Journal, menandai semakin dalamnya hubungan antara kepentingan politik konservatif AS dan industri mata uang kripto global yang selama ini dikenal bermanuver di wilayah abu-abu regulasi.
Binance dilaporkan tengah berdialog intensif dengan Trump Media & Technology Group, perusahaan yang menjadi rumah bagi platform sosial Truth Social dan kini dikabarkan memperluas ambisinya ke dunia aset digital. Meski rincian final dari kesepakatan belum diumumkan, sumber internal menyatakan bahwa pembicaraan mencakup integrasi dompet kripto, tokenisasi konten, serta peluang investasi strategis yang menguntungkan kedua pihak. Aliansi ini muncul kurang dari dua tahun setelah Binance mengakui bersalah atas pelanggaran undang-undang anti pencucian uang di AS, yang berujung pada pengunduran diri CEO-nya, Changpeng Zhao, dan pembayaran denda lebih dari $4 miliar.
Dalam laporan Reuters, para analis mencatat bahwa kemitraan ini bisa menjadi batu loncatan bagi Binance untuk memperoleh kembali pijakan di pasar AS yang sangat diawasi, sekaligus membuka pintu ke basis pemilih konservatif yang selama ini menunjukkan antusiasme terhadap kripto sebagai simbol perlawanan terhadap sistem keuangan konvensional. Sementara itu, keluarga Trump dan perusahaan media mereka dapat memperoleh akses ke teknologi blockchain tingkat tinggi, sumber pendanaan alternatif, serta pengaruh global Binance yang kuat, terutama di pasar negara berkembang.
Strategi Binance untuk mengurangi intensitas pengawasan AS tampaknya juga mencakup langkah-langkah hukum dan politik yang lebih halus. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini memperkuat tim lobi mereka di Washington, serta menjalin komunikasi dengan berbagai aktor politik dari Partai Republik, yang secara historis lebih ramah terhadap kebebasan inovasi digital dibandingkan kubu Demokrat. Dalam pandangan para pengamat, kerja sama dengan entitas yang berada dalam orbit politik Trump dapat memberi Binance ruang napas strategis, atau bahkan semacam “tameng politik” dari tekanan lembaga seperti SEC dan DOJ.
Namun hubungan ini tidak lepas dari kontroversi. Banyak pihak mempertanyakan motivasi di balik aliansi ini, mengingat riwayat hukum Binance dan reputasi Trump yang kerap dikaitkan dengan konflik kepentingan dan penghindaran transparansi keuangan. Menurut laporan dari The New York Times, beberapa mantan pejabat SEC menyebut kemitraan ini sebagai “perkawinan oportunisme”, yang dapat menciptakan risiko sistemik baru dalam sektor kripto AS, apalagi jika kelak Trump kembali berkuasa atau memiliki pengaruh kuat terhadap arah regulasi.
Sementara itu, Binance sendiri tengah melakukan reposisi global yang agresif. Sejak pengakuan bersalahnya pada 2023, perusahaan ini telah menarik diri dari beberapa yurisdiksi Eropa dan memfokuskan ekspansi ke Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Dalam wawancara dengan CNBC, juru bicara Binance mengatakan bahwa perusahaan sedang membangun sistem kepatuhan global yang lebih kuat, termasuk menyempurnakan prosedur KYC (Know Your Customer) dan pengawasan transaksi untuk mencegah penyalahgunaan platform mereka oleh aktor jahat.
Namun skeptisisme tetap tinggi. Banyak pengamat mencatat bahwa Binance hingga kini tetap bersifat “shadowy”, dengan struktur korporat yang kompleks dan tidak berbasis di satu negara tetap. Kolaborasi dengan entitas AS, khususnya yang dekat dengan kekuasaan, dianggap sebagai cara untuk memperoleh kembali legitimasi di mata publik dan regulator—tanpa sepenuhnya mengubah karakter dasarnya sebagai entitas keuangan global yang sukar disentuh oleh aturan nasional.
Di sisi lain, pasar kripto sendiri sedang berada dalam fase baru. Pasca-krisis kepercayaan akibat runtuhnya FTX, banyak investor institusional mulai berhati-hati, sementara investor ritel tetap aktif namun lebih terpolarisasi secara politik. Dalam konteks ini, narasi tentang kripto sebagai “alat kebebasan finansial” telah menjadi bagian dari retorika politik sayap kanan, dan aliansi antara Binance dan keluarga Trump bisa memanfaatkan retorika itu secara strategis.
Beberapa pihak bahkan menyebut bahwa kerja sama ini berpotensi membuka jalan bagi peluncuran “TrumpCoin” atau produk kripto serupa, yang menyasar pendukung Trump dan komunitas konservatif digital. Jika skenario ini terjadi, maka struktur baru dalam ekosistem kripto akan terbentuk—yang bersifat tidak hanya ekonomi, tetapi juga ideologis. Dalam laporan dari Politico, disebutkan bahwa sejumlah penasihat digital kampanye Trump 2024 telah mengusulkan penggunaan aset kripto untuk donasi kampanye, reward konten, bahkan pembiayaan proyek komunitas loyalis.
Dari sisi pasar, kabar tentang pembicaraan antara Binance dan perusahaan kripto keluarga Trump memicu spekulasi tajam. Nilai beberapa token yang dikaitkan secara longgar dengan platform media konservatif melonjak di bursa terdesentralisasi. Namun para analis memperingatkan bahwa fluktuasi ini lebih bersifat spekulatif dan bukan refleksi fundamental. Yang lebih signifikan adalah implikasi jangka panjang dari kolaborasi ini terhadap regulasi, stabilitas pasar, dan kredibilitas industri kripto secara keseluruhan.
Dalam konteks politik yang semakin terpolarisasi, langkah Binance mungkin juga membawa risiko reputasi yang besar. Jika aliansi ini dipersepsikan sebagai dukungan terselubung terhadap salah satu kandidat presiden, maka perusahaan bisa kehilangan kepercayaan dari pengguna yang berseberangan secara politik. Hal ini bukan hanya masalah citra, tetapi juga dapat berdampak langsung pada arus likuiditas, mitra perbankan, dan hubungan dengan regulator global.
Sampai saat ini, baik Binance maupun Trump Media belum memberikan pernyataan resmi yang komprehensif tentang arah kerja sama mereka. Namun sinyal-sinyal dari kedua belah pihak mengindikasikan bahwa perbincangan mereka bukan lagi sekadar penjajakan, melainkan proses intensif untuk membangun struktur kemitraan strategis yang dapat membawa pengaruh jangka panjang terhadap arsitektur ekosistem kripto di Amerika Serikat.
Jika tren ini terus berkembang, maka kita akan menyaksikan babak baru dalam politik kripto: di mana teknologi keuangan digital tidak hanya menjadi alat ekonomi, tetapi juga instrumen kekuatan dan pengaruh politik. Dan di pusat pusaran itu, berdiri dua kekuatan yang selama ini sama-sama kontroversial dan penuh teka-teki—Binance dan Trump.