Volatilitas Pasar Tinggi, Mencermati Perkembangan Tariff — Domestic Market Outlook, 14-17 April 2025

580

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu tergelincir tajam, lalu rebound
  • Sentimen global saat ini sekitar perkembangan selanjutnya atas penundaan kenaikan tariff AS kepada mitra dagangnya, kecuali kepada China.
  • Inflasi IHK Maret tercatat 1,03% (yoy).
  • Capital outflow deras sekali minggu berlalu sekitar Rp24 triliun.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis cadangan devisa pada hari Senin, keyakinan konsumen pada Selasa, serta data penjualan retail di hari Rabu nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 14-17 April 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi tajam dan sempat mengalami trading halt –setelah liburan– di level hampir 4 tahun terendahnya lalu rebound, mengikuti sentimen regional di antara keputusan tariff AS yang kemudian diputuskan Trump ditunda 90 hari, kecuali terhadap China. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya meluncur jatuh lalu bangkit di 2 hari terakhir pasar bersamaan perubahan kebijakan tariff. Secara mingguan IHSG ditutup merosot 3,82%, atau 248,394 poin, ke level 6.262,226. Untuk minggu berikutnya (14-17 April 2025), dikurangi libur Jumat Agung, IHSG kemungkinan akan lebih konsolidatif dan berupaya berbalik positif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 6.400 dan 6.510. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.949, dan bila tembus ke level 5.882.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir lanjut terkoreksi di minggu keempatnya ke sekitar level rekor terendahnya, setelah keputusan tariff AS lalu rebound setelah penundaan tariff tersebut, di antara dearasnya capital outflow sebesar Rp7,8 triliun di pasar SBN. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah signifikan 1,42% atau 235 poin ke level Rp 16.790 per USD. Sementara, dollar global bearish ke sekitar 21 bulan terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan bias menanjak, atau kemungkinan rupiah dalam tekanan, dalam range antara resistance di level Rp16.970 dan Rp Rp17.000, sementara support di level Rp16.650 dan Rp16.464.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik dari yield obligasi dan berakhir ke level 7,039% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau melompat naik.

===

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 mengalami inflasi dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Maret 2025 tercatat inflasi sebesar 1,65% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 1,03% (yoy).

Berdasarkan data transaksi pada April II (8 s.d 10 April 2025), secara agregat nonresiden tercatat jual neto Rp24,04 triliun. Akumulasi jual neto tersebut didorong jual neto di pasar SRBI, SBN dan saham masing-masing sebesar Rp10,47 triliun, Rp7,84 triliun dan Rp5,73 triliun.

===

 

Dinamika pasar belakangan ini, atau sebagian orang menyebutnya dengan “gejolak”, pada pasar investasi semakin fluktuatif, bahkan sungguh volatile. Sangat jelas bahwa koreksi pasar memang ada, bahkan bisa dalam skala besar. Demikian pula, rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar.

Dalam situasi seperti ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan aspek kunci keberhasilan berinvestasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau kerugian membengkak. Tepat ambil posisi di sini akan memberikan gain yang tidak jarang mencengangkan, bahkan di tengah situasi pasar tidak jelas seperti ini.

Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting