(Vibiznews – Economy & Business) Pada pekan mendatang ini pasar investasi global akan fokus mencermati pertemuan kebijakan The Fed untuk menentukan kebijakan suku bunga, yang akan dirilis pada Kamis dinihari tanggal 8 Mei 2025.
Pasar secara luas memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Jika melihat dari berbagai data dan sentimen, maka ada peluang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunganya.
DUKUNGAN PENURUNAN SUKU BUNGA
Jika melihat perkembangan dua indikator yang selalu diperhatikan dan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan kebijakan suku bunganya, maka terlihat data inflasi yang menurun dan data pertumbuhan ekonomi AS yang melemah. Kedua indikator ini dapat menjadi pertimbangan The Fed untuk menurunkan suku bunganya.
Meredanya Inflasi AS
Data inflasi AS bulan Maret yang telah dirilis sebagian besar menunjukkan penurunan.
Salah satu mandat utama The Fed adalah menjaga stabilitas harga, yang berarti mengendalikan inflasi agar tetap rendah dan stabil (target The Fed adalah 2%).
Tingkat inflasi tahunan di AS mereda untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 2,4% pada Maret 2025, terendah sejak September, turun dari 2,8% pada Februari, dan di bawah perkiraan 2,6%. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, inflasi turun 0,1%, penurunan pertama sejak Mei 2020, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0,1%.
Tingkat inflasi harga konsumen inti tahunan di Amerika Serikat, yang mengecualikan barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, turun menjadi 2,8% pada Maret 2025, turun dari 3,1% pada Februari dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3%. Ini menandai tingkat terendah sejak Maret 2021. Secara bulanan, harga konsumen inti naik sebesar 0,1% pada Maret, menyusul kenaikan 0,2% pada Februari dan di bawah perkiraan pasar sebesar 0,3%.
Indeks harga inti PCE di AS, yang tidak termasuk harga yang bergejolak dan harga energi dan merupakan tolok ukur inflasi dasar yang dipilih Federal Reserve dalam ekonomi AS, tidak berubah dari bulan sebelumnya pada bulan Maret 2025. Dari tahun sebelumnya, indeks mencapai 2,6%, melambat dari lonjakan 3% pada bulan Februari, kenaikan paling lemah sejak Maret 2021.

Jika penurunan inflasi dianggap berkelanjutan dan menuju target, The Fed dapat memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengetatan kebijakan yang berlebihan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Namun jika inflasi turun secara signifikan dan ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi atau risiko deflasi, penurunan suku bunga menjadi pertimbangan. Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pinjaman, investasi, dan pengeluaran konsumen, sehingga menstimulasi aktivitas ekonomi. Pasar akan sangat memperhatikan apakah penurunan inflasi yang terjadi cukup signifikan bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Kontraksi Ekonomi AS Kuartal Pertama 2025
Ekonomi AS mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 0,3% pada kuartal pertama tahun 2025, menandai penurunan pertama sejak kuartal pertama tahun 2022. Ini merupakan pembalikan tajam dari pertumbuhan 2,4% pada kuartal sebelumnya dan berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,3%, menurut estimasi awal.

Lonjakan impor sebesar 41,3% berkontribusi terhadap perlambatan tersebut, karena bisnis dan konsumen bergegas menimbun barang untuk mengantisipasi biaya yang lebih tinggi menyusul serangkaian pengumuman tarif oleh pemerintahan Trump.
Pertumbuhan belanja konsumen juga mendingin menjadi 1,8%, laju paling lambat sejak Q2 2023, sementara belanja pemerintah federal turun 5,1%, penurunan paling tajam sejak Q1 2022. Sebaliknya, investasi tetap melonjak 7,8%, yang terbesar sejak Q2 2023.
Kontraksi ekonomi AS ini dapat menjadi pertimbangan bagi The Fed untuk dapat menurunkan suku bunganya.
Ketika pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan atau bahkan kontraksi, The Fed cenderung merasa perlu untuk mengambil tindakan guna menstimulasi aktivitas ekonomi. Salah satu alat utama yang digunakan adalah menurunkan suku bunga acuan. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat biaya pinjaman menjadi lebih murah bagi bisnis dan konsumen, yang diharapkan dapat mendorong investasi, pengeluaran, dan akhirnya pertumbuhan ekonomi.
MENAHAN PENURUNAN SUKU BUNGA
Namun untuk melakukan penurunan suku bunga, The Fed masih perlu mencermati satu data lagi yaitu data tenaga kerja AS, yang jika masih solid dan kuat, membuat The Fed masih perlu mempertahankan suku bunga tetap.
Penguatan Data Tenaga Kerja AS
Pada pekan lalu, data tenaga kerja AS yang dirilis menunjukkan hasil yang solid.
Pertumbuhan lapangan pekerjaan di AS lebih kuat dari yang diperkirakan pada bulan April meskipun ada kekhawatiran atas dampak tarif menyeluruh Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang AS.
Non Farm Payrolls AS menambah 177.000 lapangan kerja pada bulan April 2025, melambat dari kenaikan 185.000 pada bulan Maret yang direvisi ke bawah, tetapi jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 130.000.
Tingkat pengangguran AS bulan April bertahan pada 4,2%, seperti yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja relatif stabil.
Pendapatan per jam rata-rata untuk semua karyawan di sektor swasta nonpertanian AS pada April 2025, naik 0,2% selama sebulan, menyusul kenaikan 0,3% pada Maret dan sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 0,3%. Selama 12 bulan terakhir, pendapatan per jam rata-rata telah meningkat sebesar 3,8% pada April, sesuai dengan tingkat Maret dan sedikit di bawah perkiraan sebesar 3,9%.
Data tenaga kerja AS yang kuat umumnya memberikan dukungan bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga yang berlaku atau bahkan bersikap lebih hawkish. Pasar tenaga kerja yang sehat mengurangi kebutuhan untuk kebijakan moneter yang akomodatif dan dapat meningkatkan kekhawatiran tentang tekanan inflasi yang berasal dari pasar tenaga kerja yang ketat.
Sikap Menunggu The Fed
Selama periode bulan April ini, beberapa pejabat Fed memberikan pernyataan yang memberikan gambaran tentang sikap Fed terhadap kebijakan suku bunga:
Gubernur Waller, mengindikasikan adanya dua pandangan mengenai ekonomi, dengan potensi inflasi yang lebih persisten di satu sisi dan risiko perlambatan pertumbuhan di sisi lain.
Ketua Fed Powell dalam pidatonya pada tanggal 16 April juga membahas Economic Outlook, kemungkinan menekankan bahwa The Fed akan tetap berhati-hati dan responsif terhadap data yang masuk.
Gubernur Kugler berbicara mengenai Transmission of Monetary Policy dan Inflation Dynamics and the Phillips Curve, mengisyaratkan pemahaman mendalam tentang bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi ekonomi dan dinamika inflasi. Ia juga secara spesifik menyebutkan potensi dampak tarif terhadap inflasi.
Pejabat Fed Mester membahas The Federal Reserve Balance Sheet, yang menunjukkan bahwa normalisasi neraca tetap menjadi perhatian The Fed, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Pejabat Fed Williams menyampaikan pandangan mengenai Uncertain Times, yang menggarisbawahi ketidakpastian yang dihadapi ekonomi dan The Fed dalam membuat keputusan kebijakan.
Dari pernyataan para pejabat The Fed tersebut dapat disimpulkan sikap Fed:
Kewaspadaan terhadap inflasi: Meskipun ada beberapa indikasi perlambatan ekonomi, inflasi tetap menjadi perhatian utama The Fed.
Pengakuan terhadap meningkatnya ketidakpastian: Para pejabat mengakui adanya ketidakpastian yang lebih tinggi terkait prospek ekonomi, termasuk potensi dampak tarif dan kondisi global.
Pendekatan yang bergantung pada data: The Fed menekankan bahwa keputusan kebijakan moneter di masa depan akan sangat bergantung pada data ekonomi yang masuk.
Kehati-hatian dalam perubahan kebijakan: Setelah mempertahankan suku bunga dan memperlambat pengurangan neraca, The Fed menunjukkan keengganan untuk terburu-buru mengubah arah kebijakan.
Dari sikap The Fed ini, menjadi gambaran The Fed masih menunggu kepastian inflasi terkait perkembangan tarif perdagangan yang sedang dan akan dijalankan Presiden AS Donald Trump, dan mengingat data tenaga kerja juga masih menguat, The Fed tampaknya masih mempertahankan suku bunga.
Probabilitas Suku Bunga The Fed
Jika dilihat dari pengukuran CME Fed Watch Tools, maka untuk pertemuan The Fed berikutnya tanggal 7-8 Mei 2025, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga masih tinggi mencapai 97,2%, sedangkan probabilitas penurunan suku bunga mencapai 2,8%.

Peningkatan probabilitas penurunan suku bunga semakin terlihat dalam pertemuan The Fed tanggal 18 Juni 2025, dimana probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga mencapai 65,1%, sedangkan probabilitas penurunan suku bunga mencapai 34%.
Namun penurunan suku bunga diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli, dimana probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga mencapai 20,7%, sedangkan probabilitas penurunan suku bunga dalam kisaran 3,75–4,00 mencapai 34%. Untuk probablitas penurunan suku bunga dalam kisaran 4-4,25 mencapai 55,2%.

Penurunan data ekonomi, tenaga kerja, dan inflasi AS secara bersamaan dapat menciptakan tekanan yang kompleks pada pasar keuangan global, termasuk pasar saham, nilai tukar dolar AS, dan harga emas.
Kesimpulan:
Penurunan inflasi di AS secara umum memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga stabil, atau bahkan mempertimbangkan penurunan suku bunga di masa depan. Namun, keputusan The Fed akan sangat bergantung pada analisis menyeluruh terhadap keberlanjutan penurunan inflasi, kondisi pasar tenaga kerja, ekspektasi inflasi, stabilitas keuangan, dan kondisi ekonomi global secara keseluruhan. The Fed akan terus bersikap data-dependent dalam mengambil setiap langkah kebijakan moneternya.



