Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (9 Mei 2025); Rupiah Melemah

833

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 5 – 9 Mei 2025

Pada akhir hari Kamis, 8 Mei 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.490 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,84%.
3. DXY[1] menguat ke level 100,64.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,379%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 9 Mei 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.530 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,85%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Mei 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 8 Mei 2025 sebesar 89,65 bps, turun dibandingkan dengan 2 Mei 2025 sebesar 94,63 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 5 – 8 Mei 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,12 triliun. Terdiri dari jual neto Rp2,70 triliun di pasar saham dan Rp4,07 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Serta beli neto Rp6,88 triliun di pasar SBN.

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 8 Mei 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp49,38 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp15,80 triliun di SRBI, serta beli neto Rp30,18 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat ini, perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.514. Kemudian rupiah bergerak terkoreksi ke Rp16.559, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.510.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa turun setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya. Dollar AS mengalami koreksi teknikal dari sebulan terkuatnya setelah adanya deal dagang antara Amerika dengan Inggris.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB ini turun ke 100,39, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 100,64.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting