(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lalu berakhir dalam konsolidasi menjelang libur panjang.
- BPS mencatat pertumbuhan PDB Indonesia kuartal 1 melambat menjadi 4,87% (yoy).
- Cadangan devisa April menurun ke USD 152,5 miliar untuk stabilisasi rupiah.
- Sentimen global saat ini sekitar perkembangan deal tariff
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis penjualan ritel pada hari Rabu, serta data neraca perdagangan pada Kamis nanti.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 14-16 May 2025.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjutkan rally di pekan keempatnya walau berakhir agak melandai, sempat ke level 3 bulan terkuatnya lalu turun, di tengah melambatnya pertumbuhan PDB triwulan 1 Indonesia, serta dari eksternal dimulainya deal negosiasi tariff. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya juga rally pada 4 minggu terakhirnya. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,25%, atau 17,073 poin, ke level 6.815,730. Untuk minggu berikutnya (14-16 May 2025), dipotong libur dan cuti bersama pada Senin-Selasa, IHSG kemungkinan akan lebih konsolidatif namun masih bias positif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 6.909 dan 7.034. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.588, dan bila tembus ke level 6.373.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir terkoreksi dari overbought area-nya dan sempat ke sekitar seminggu terendahnya lalu bertengger di rentang konsolidasi, di antara tekanan pada mata uang Asia sejalan dengan pecahnya perang India – Pakistan, serta berlanjutnya capital inflow sebesar Rp6,9 triliun di pasar SBN. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,49% atau 80 poin ke level Rp 16.510 per USD. Sementara, dollar global tertahan dekat level sebulan terkuatnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan konsolidatif bias positif, atau kemungkinan rupiah terkoreksi dan berfluktuasi, dalam range antara resistance di level Rp16.863 dan Rp Rp16.970, sementara support di level Rp16.381 dan Rp16.279.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun tipis dari yield obligasi dan berakhir ke level 6,829% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menguat di pekan keduanya.
===
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi triwulan I 2025 tumbuh sebesar 4,87% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,02% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi domestik dan kinerja ekspor.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan Bank Indonesia sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5% (yoy) dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2025 dilaporkan Bank Indonesia tetap tinggi sebesar 152,5 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2025 sebesar 157,1 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.
Berdasarkan data transaksi 5 – 8 Mei 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,12 triliun, terdiri dari jual neto Rp2,70 triliun di pasar saham dan Rp4,07 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto Rp6,88 triliun di pasar SBN.
===
Apa yang terjadi di pasar global ternyata memiliki dampak kaitan yang erat dengan dinamika pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas punya pengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia dengan jeli dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus dimonitor terus.
Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting