Survei BI : Penjualan Eceran April 2025 Diprakirakan Kontraksi 2,2%(yoy)

561
Survei Penjualan Eceran September 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Penjualan eceran diprakirakan turun pada April 2025. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 diprakirakan mencapai 231,1, atau secara tahunan terjadi kontraksi sebesar 2,2%(yoy).

Kinerja penjualan eceran ini didukung tetap tumbuhnya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang. Sementara itu, penjualan kelompok lainnya diprakirakan menurun, terutama Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi. Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 diprakirakan terkontraksi sebesar 6,9% (mtm). Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat seiring berakhirnya periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

Pada Maret 2025, IPR tercatat sebesar 248,3 atau tumbuh 5,5% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 sebesar 2,0% (yoy). Peningkatan IPR tersebut terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Subkelompok Sandang.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 juga tumbuh sebesar 13,6% (mtm). Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,3% (mtm).

Peningkatan tersebut bersumber dari mayoritas kelompok barang, terutama Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi. Serta Subkelompok Sandang, sejalan dengan permintaan masyarakat saat Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga.

Prakiraan Penjualan Riil April 2025

Pada April 2025 penjualan eceran diprakirakan turun. IPR April 2025 diprakirakan sebesar 231,1, meskipun secara tahunan tercatat kontraksi sebesar 2,2% (yoy), setelah tumbuh 5,5% (yoy) pada Maret 2025.

Sejumlah kelompok tercatat meningkat dan masih menopang penjualan eceran April 2025. Yaitu Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (10,2%, yoy), dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (4,1%, yoy). Subkelompok Sandang juga tetap tumbuh (6,4%, yoy), meski termoderasi dari bulan sebelumnya.

Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 diprakirakan terkontraksi sebesar 6,9% (mtm), dari sebelumnya tumbuh sebesar 13,6% (mtm).

Prakiraan Penjualan Ke Depan

Responden memperkirakan penjualan eceran pada Juni 2025 dan September 2025 (3 bulan dan 6 bulan yad) menurun. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Juni 2025 dan September 2025 tercatat masing-masing sebesar 125,5 dan 137,1.Lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 147,3 dan 162,8.

Responden menginformasikan penurunan IEP Juni 2025 dipengaruhi oleh musim ujian sekolah. Sementara penurunan IEP September 2025 dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang cenderung normal dan tidak adanya cuti bersama maupun event besar.

Prakiraan Harga Ke Depan

Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juni 2025 dan September 2025 diprakirakan menurun. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 148,3 dan 155,5.

Analis Vibiz Research Center melihat kinerja penjualan eceran diprakirakan menurun 6 bulan ke depan dan harga barang diperkirakan juga menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) September 2025 yang menurun. Demikian juga Indeks Ekspektasi Harga (IEH) September 2025 menurun.

Prospek penjualan eceran 6 bulan ke depan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang cenderung normal dan tidak adanya cuti bersama maupun event besar.

Untuk mengantisipasi penjualan eceran yang menurun, maka perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran dengan biaya rendah bahkan jika mungkin gratis tanpa biaya.

Di era digitalisasi seperti sekarang, metode pemasaran dengan biaya rendah atau gratis akan mudah dijalankan, misalnya memanfaatkan semua social media.
Selain itu, meskipun bisnis sedang sulit, memberikan promosi kecil seperti potongan harga atau hadiah tetap penting. Hal ini untuk menjaga kredibilitas di mata pelanggan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting