Harga Minyak Jumat Naik Terbantu Pelemahan Dolar AS; Surplus Pasokan Membatasi

567

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak bertahan stabil, naik tipis pada hari Jumat terdukung pelemahan dolar AS, menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut terdukung kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok meskipun potensi kembalinya pasokan Iran membatasi kenaikan harga.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 25 sen atau 0,41%, menjadi $61,87 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent naik 48 sen atau 0,74% , menjadi $65,01 per barel.

Pelemahan dolar AS masih terpengaruh pelemahan data inflasi harga produsen AS bulan April.

Kedua kontrak turun lebih dari 2% pada sesi sebelumnya menyusul aksi jual karena meningkatnya prospek kesepakatan nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan AS hampir mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran, dengan Teheran diperkirakan menyetujui persyaratannya. Namun, seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan masih ada masalah yang harus diselesaikan.

Diperkirakan kesepakatan nuklir yang mencabut sanksi akan meredakan risiko pasokan, yang memungkinkan Iran untuk meningkatkan produksi minyak dan menemukan lebih banyak pembeli yang bersedia untuk minyaknya. Itu dapat menghasilkan pasokan tambahan sekitar 400.000 barel per hari (bph), kata analis.

Meskipun ada potensi tekanan pasokan, baik Brent maupun WTI naik 1% sejauh minggu ini, setelah melonjak di awal minggu. Sentimen meningkat setelah AS dan Tiongkok, dua konsumen dan ekonomi minyak terbesar di dunia, menyetujui jeda 90 hari dalam perang dagang mereka, yang mana kedua pihak akan menurunkan bea masuk perdagangan secara drastis.

Surplus pasokan diperkirakan menambah kekhawatiran pasar.

Badan Energi Internasional pada hari Kamis menaikkan perkiraan pertumbuhan pasokan global 2025 sebesar 380.000 barel per hari, karena Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya menghentikan pemangkasan produksi.

IEA juga memproyeksikan surplus untuk tahun depan, meskipun ada sedikit revisi ke atas dari perkiraan permintaan minyak global 2025 sebesar 20.000 barel per hari.

Investor juga mencermati tanda-tanda penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat memperkuat ekonomi dan permintaan minyak.

Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan lonjakan pasokan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan, yang meningkatkan kekhawatiran permintaan di konsumen minyak terbesar di dunia.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak dapat bergerak naik jika dolar AS lanjutkan pelemahan. Namun kenaikan dapat dibatasi kekhawatiran pasokan Iran dan perkiraan surplus minyak tahun depan dan peningkatan pasokan minyak mingguan AS. Harga minyak berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $62,30-$62,74. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $61,48-$61,10.